Ilustrasi upacara bendera merah putih. Foto PixabaySekolah merupakan pendidikan formal bagi seluruh warga Indonesia untuk mendapatkan pengajaran dan ilmu yang bermanfaat. Baik itu dalam bentuk materi pelajaran atau aturan dan norma yang berlaku di dalamnya. Aturan adalah suatu tindakan atau perbuatan yang sudah ditetapkan sehingga harus dijalankan dengan sebaik mungkin. Sedangkan norma adalah ketentuan yang digunakan sebagai panduan, tatanan, atau tingkah laku agar sesuai dalam bermasyarakat dan di lingkungan Agustin Sukses Dakhi dalam Sukses Meningkatkan Disiplin Siswa, aturan dan norma meliputi adanya tata tertib yang dikomunikasikan dengan jelas dan dilaksanakan secara konsisten, sehingga pelajar menyadari dan terbiasa untuk mematuhi norma yang yang dibuat oleh sekolah agar dipatuhi dan dijunjung tinggi oleh seluruh muridnya ini tertera dalam Janji Siswa. Berikut Janji SiswaIlustrasi siswa di Indonesia. Foto UnsplashJanji Siswa adalah sebuah teks yang biasa dibaca pada saat upacara bendera merah putih pada Senin pagi. Teks Janji Siswa dibacakan oleh petugas upacara kemudian diikuti oleh seluruh siswa di janji ini bukan sekedar teks biasa, di dalamnya terdapat poin-poin yang harus dipahami serta dijalankan oleh para siswa dan siswi. Mengutip buku Bahasa Indonesia yang ditulis oleh Agus Trianto, butir-butir Janji Siswa adalah sebagai berikutBeriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar pekerti luhur dan senantiasa menjunjung tinggi nama baik dan taat kepada orang tua, bapak/ibu guru, karyawan tata usaha, sesama teman, dan sesama tata tertib sekolah yang belajar dan senantiasa mengembangkan wawasan keilmuan serta memiliki kepedulian terhadap ini mengandung makna yang bertujuan mendukung kedisiplinan para pelajar yang tengah menuntut ilmu di sekolah. Berikut makna yang terkandung dalam teks Janji Janji Siswa Bagi PelajarIlustrasi pelajar Indonesia. Foto PixabayMenukil buku Kiat Sukses Meningkatkan Disiplin Siswa yang ditulis oleh Agustin Sukses Dakhi, dalam Janji Siswa dinyatakan untuk selalu terus bekerja keras demi meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, dan juga mencintai tanah karena itu, teks Janji Siswa yang diucapkan oleh seluruh pelajar di Indonesia bukan hanya sekedar ucapan. Mereka harus memahami makna dan tujuannya serta menerapkannya pada setiap perbuatan yang dilakukan, baik di lingkungan maupun di luar tidak ada lagi pelanggaran tata tertib di sekolah yang dilakukan oleh para pelajar. Mereka dapat mengenyam pendidikan secara fokus, aman, dan itu, tentunya tetap menghormati guru serta menghargai teman-teman. Bersikap sopan dan santun terhadap semua civitas sekolah juga merupakan salah satu tujuan dari dibentuknya Janji Penerapan Janji SiswaIlustrasi siswa sekolah. Foto PIxabayJanji Siswa merupakan serangkaian janji yang diucapkan oleh siswa sebagai bentuk komitmen untuk mendukung kedisiplinan diri. Berikut adalah beberapa contoh penerapan Janji Siswa di lingkungan sekolah yang dikutip dari berbagai Contoh Penerapan Janji Siswa Sila PertamaMembantu teman yang berbeda agama ketika kesulitan menyelesaikan tugas dari ibadah secara rutin sesuai dengan keyakinan dan agama yang dalam kegiatan keagamaan di sekolah untuk memperdalam pemahaman agama yang Contoh Penerapan Janji Siswa Sila KeduaMenjaga hubungan yang baik antar sesama siswa, tanpa memandang perbedaan suku, agama, atau latar Bendera Merah Putih dengan cara berdiri tegak dan berlaku khidmat saat menyanyikan upacara sama dengan teman lain untuk membersihkan Contoh Penerapan Janji Siswa Sila KetigaMenjaga sikap santun dan etika dalam berinteraksi dengan teman-teman, guru, dan staf tugas dengan baik dan mengumpulkan tugas tepat membuang sampah sembarangan, menjaga kebersihan kelas, serta merawat taman atau area hijau di sekitar Contoh Penerapan Janji Siswa Sila KeempatMendengarkan dan menghormati nasihat orang tua serta menjalankan kewajiban sehari-hari seperti membantu orang tua di guru dengan penuh perhatian selama pelajaran berlangsung, menghormati waktu dan jadwal perbedaan pendapat dan latar belakang Contoh Penerapan Janji Siswa Sila KelimaMentaati tata tertib sekolah dengan datang ke sekolah tepat waktu, baik pada awal pelajaran maupun setelah seragam sekolah dengan lengkap, rapi, dan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh aturan selama kegiatan sekolah, termasuk aturan saat mengikuti upacara, jam kelas, kegiatan ekstrakurikuler, perpustakaan, dan Contoh Penerapan Janji Siswa Sila KeenamMembuat jadwal belajar yang teratur dan disiplin dalam melaksanakannya. Dengan mengatur waktu belajar yang baik, siswa dapat memanfaatkan waktu mereka secara efektif dan aktif dalam kegiatan akademik di sekolah, seperti diskusi kelompok, presentasi, dan perlombaan kegiatan peduli lingkungan seperti penanaman pohon, pengelolaan sampah, atau kampanye itu teks Janji Siswa?Siapa yang membacakan teks Janji Siswa saat upacara bendera?Apa makna teks Janji Siswa?
Lagu Mars dan Hymne Madrasah diciptakan oleh Ikin
KAMI PUTRA-PUTRI MI FATTAHUL HUDA BERIKRAR JANJI DENGAN SETULUS HATI UNTUK SENANTIASA 1. Bertaqwa kepada Allah swt 2. Cinta kepada Rosulullah Muhammad SAW. 3. Setia kepada Pancasila, Undang-undang dasar 1945, dan pemerintahan negara kesatuan Republik Indonesia. 4. Berbakti kepada kedua orang tua 5. Taat dan patuh kepada guru 6. Mematuhi segala peraturan dan tata tertib sekolah. 7. Saling menghormati dan menghargai seluruh teman. 8. Disiplin, jujur, dan bertanggung jawab. 9. Menjaga kerapian dan kesopanan dalam berpakaian, serta sopan santun dalam setiap ucapan dan perbuatan. 10. Menjaga kebersihan dan keindahan di lingkungan sekolah. 11. Belajar dengan tekun serta bersemangat tinggi untuk meraih prestasi. 12. Menjaga nama baik MI Fattahul Huda dan siap untuk mengabdikan diri pada MI Fattahul Huda sewaktu dibutuhkan SEMOGA ALLAH SWT, MEMBERKAHI IKRAR JANJI KAMI Published by MI FATTAHUL HUDA PUNGPUNGAN MI Fattahul Huda adalah salah satu Madrasah Ibtidaiyah dibawah naungan YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AL-FATTAH dan PC LP Maarif Bojonegoro View all posts by MI FATTAHUL HUDA PUNGPUNGAN Ini juga merupakan janji kampanye kami pada waktu pencalonan dulu, satu persatu janji kampanye itu akan kami tuntaskan,” ucap Ra Latif usai serahkan beasiswa secara simbolis di Pendopo Agung, Kamis (17/12). Jika beasiswa berprestasi jenjang sekolah dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) sebanyak 12 siswa. Sedangkan, tingkat SMPInfoSeputar Guru Operator Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah, Kejuruan, Raudhatul Athfal, atau RA MI MTs MA dan Kemenag Kementrian Agama Islam. Termasuk PPPK Simpatika CPNS RPP Silabus, Bahan Ajar, Sertifikasi, Akreditasi UBK, CBT UNBK, UMBK, ANBK, Ujian Nasional, PPG.
Madrasah Ibtidayah, biasa disingkat MI, adalah jenjang pendidikan madrasah formal yang paling dasar yang memiliki kekhasan bercirikan Islam. Madrasah Ibtidaiyah di bawah pengelolaan Kementerian Agama dan memiliki jenjang yang setara dengan Sekolah Dasar. Menilik pada KMA Nomor 184 Tahun 2019 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum Pada Madrasah, Madrasah Ibtidaiyah diartikan sebagai satuan pendidikan formal yang menyelanggarakan pendidikan umum dengan kekhasan agama Islam yang terdiri dari 6 enam tingkat pada jenjang pendidikan dasar. Sebagaimana SD, lama pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah ditempuh selama 6 tahun. Yakni mulai kelas 1 sampai dengan kelas 6. Lulusannya pun bisa melanjutkan ke sekolah menengah pertama seperti SMP dan MTs. Berdasarkan data Kementerian Agama yang dirilis disitus Emis Pendis Kemenag, pada awal tahun 2020, terdapat Madrasah Ibtidaiyah se-Indonesia. Paling banyak terdapat di provinsi Jawa Timur dengan total MI, disusul dengan Jawa Tengah Jawa Barat Banten Sumatera Utara 974, Nusa Tenggara Barat 852, Lampung 765, dan Sulawesi Selatan 706. Baca Berapakah Jumlah RA & Madrasah di Indonesia? Apa Beda SD dan MI SD dan MI sama-sama jenjang pendidikan dasar. Bedanya SD dibawah pengelolaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sedang MI dikelola oleh Kementerian Agama. Yang paling ketara atara ciri khas MI sebagai pendidikan yang bercirikhas Islam. Kurikulum yang digunakan. Selain mengajarkan mata pelajaran 'umum' seperti di SD, MI menambahkan beberapa mata pelajaran khusus mulai dari Al-Quran Hadis, Akidah Akhlak, Fikih, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Keempatnya masuk dalam kelompok mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang mana di SD hanya diajarkan melalui satu mapel. Selain itu, di Madrasah Ibtidaiyah juga diajarkan mata pelajaran Bahasa Arab. Pada beberapa Madrsah Ibtidaiyah, pelajaran agama tersebut masih ditambahkan dengan muatan lokal khusus terkait keagamaan sesuai dengan karakteristik madrasah dan linkungan masing-masing. Daftar Artikel Terkait Madrasah Ibtidaiyah Dalam blog Ayo Madrasah terdapat berbagai artikel bertemakan Madrasah Ibtidaiyah. Silakan simak dari daftar di bawah ini Artikel Terkait Madrasah Ibtidaiyah Klik masing-masing judul pada daftar di atas untuk membaca artikel terkait Madrasah Ibtidayah. Klik tombol panah ke kanan atau ke kiri untuk menuju artikel lainnya.CatatJanji Pemerintah: 2.000 Sekolah Rusak Bakal Diperbaiki. News - Muhammad Choirul, (PUPR) bakal memperbaiki 2.002 bangunan sekolah (SD, SMP dan SMU) dan 195 madrasah (Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah) 290 Juta Siswa Tak Sekolah & Cium Pipi Dilarang. Baca Juga. Tech Simak! Begini Cara Pantau PPDB Online 2022 di HP
Penggunaan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Materi Perkembangbiakan Makhluk Hidup Pada Kelas VI SDN Bongsopotro 01Articlep> Jenis penelitian yang saya teliti adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK tentang penggunaan model pembelajaran Two Stay Two Stray untuk meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa materi perkembangbiakan makhluk hidup pada kelas VI SDN Bongsopotro 01. Dari 15 siswa terdiri dari siswa perempuan 9 anak dan siswa laki-laki 6 anak, hanya 6 siswa 40% yang ketuntasan hasil belajarnya di atas KKM, sedangkan 9 siswa 60% ketuntasan hasil belajarnya masih di bawah KKM. Hasil data dari prasiklus hasil belajar siswa diperoleh rata-rata nilai 62 dengan ketuntasan 40 % dengan kreteria 6 anak tuntas dan 9 anak tidak tuntas. Pada penelitan siklus I diperoleh rata-rata hasil belajar siswa adalah 69 dan ketuntasan belajar mencapai 73%. Sedangkan pada siklus II diperoleh rata-rata hasil belajar yaitu 75 dengan ketuntasan hasil belajar mencapai 86%. Sehingga ada peningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 13 %. Nilai aktivitas siswa pada siklus I sebesar 74% masuk dalam kategori cukup aktif. Lalu pada siklus II aktivitas siswa mengalami peningkatan menjadi 81% masuk dalam kategori aktif. Aktivitas guru pada siklus I sebesar 80% masuk kategori aktif . Pada siklus II meningkat menjadi 86% dengan ketegori sangat aktif. Penelitian ini menggunakan penelitian metode kualitatif deskriptif yang terfokus pada analisis motivasi belajar siswa di masa pandemi COVID-19 yang berbantukan vid eo animasi pada pembelajaran tematik di kelas V SDN 01 Taman Kota Madiun, Jawa Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan motivasi belajar siswa di masa pandemi COVID-19 berbantukan video animasi pada pembelajaran tematik. Berdasarkan hasil penelitian bahwa motivasi belajar siswa di masa COVID-19 berbantukan video animasi dikatakan tinggi. Hal ini dibuktikan dengan hasil observasi, wawancara dan angket yang diperoleh. Hasil menunjukan bahwa siswa memiliki hasrat keinginan belajar yang tinggi, dan merasa senang jika penyampaian materi dilakukan dengan cara Pembelajaran Jarak Jauh PJJ disertai menggunakan video animasi. Representasi matematika adalah kemampuan siswa untuk menafsirkan suatu masalah dan mencari berbagai cara untuk memecahkan permasalahannya. Kata, gambar, tabel, simbol matematika, angka, benda nyata, dan bentuk representasi lainnya dapat digunakan untuk menjelaskan atau merepresentasikan matematika. Indikator representasi yang digunakan adalah representasi gambar pohon faktor, representasi simbol dengan menyusun cara konsep FPB dan KPK, dan representasi verbal yaitu membuktikan bahwa hasil FPB dapat menyelesaikan masalah. Model make a match berdampak pada representasi matematis siswa kelas 4 di SDN Bidaracina 03 Pagi. Pendekatan penelitian eksperimen kuantitatif digunakan dalam penelitian ini. Populasi dasar penelitian ini terdiri dari 28 siswa, dan sampling jenuh digunakan untuk pengambilan sampel. Pada penelitian ini digunakan uji Kolmogorov-Smirnov sebagai uji normalitas. Hasil uji t menunjukkan bahwa koefisien korelasi hipotesis lebih besar atau sama dengan 0,05 secara spesifik. H1 diterima sedangkan H0 ditolak. Berdasarkan informasi yang diperoleh, dapat ditarik kesimpulan bahwa representasi matematika siswa kelas IV SDN Bidaracina 03 Pagi dipengaruhi oleh penggunaan model pembelajaran make a match. Peneliti menyarankan untuk peneliti selanjutnya adalah perlu mengimplementasikan representasi matematika dalam materi lain dan dengan model pembelajaran yang penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono metode penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme/enterpretif, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, sebagai lawannya adalah eksperimen dimana peneliti sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi gabungan, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. [1] Manajemen Tenaga Pendidik adalah aktivitas yang dilakukan mulai dari Tenaga Pendidik itu masuk kesuatu lembaga pendidikan dari mulai proses perencanaan SDM, perekrutan, seleksi, penempatan, pemberian kompensasi, penghargaan, pendidikan dan pelatihan atau pengembangan dan pemberhentian. Kegiatan manajemen tenaga pendidik adalah kegiatan merencanakan hingga pemberhentian tenaga pendidik agar tercipta pembelajaran yang efektif dan efisien, sehingga tujuan pembelajaran akan menghasilkan pendidikan yang berkualitas. Secara umum penerapan manajemen Tenaga Pendidik dilaksanakan sesuai fungsi-fungsi manajemen, dan secara keseluruhan sudah baik dan berjalan secara kondusif dan efisien. Dan secara khusus Dalam fungsi-fungsi manajemen dapat disimpulkan bahwa manajemen tenaga pendidik di MI 04 rejang lebong secara teori dan praktek sudah berjalan dengan baik. Karena sudah sejalan dengan pendapat para ahli dan tenaga pendidik sudah melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai dengan bidangnya. Manajemen mutu madrasah yang dilaksanakan pada ketiga madrasah yang menjadi subjek penelitian secara umum tidak terlepas dari komponen-komponen manajemen mutu dengan pendekatan model PDCA, penjelasan mengenai PDCA tersebut adalah sebagaimana telah disampaikan pada bagain kajian pustaka, namun pada dasarnya pada implementasinya tidak terlepas dari permasalahan sehingga dalam proses pengembangan dan atau peningkatan mutu masih perlu adanya pengembangan terutama dalam tahap operasional, untuk mencari solusi tersebut peneliti menyampaikan juga mengenai pendekatan PDCA sebagai padanan dalam mencari langkah penyelesaian dan atau pemenuhan terhadap kebutuhan penjaminan mutu pada ketiga madrasah tersebut, adapun kerangka manajemen mutu madrasah yang dilaksanakan pada ketiga madrasah tersebut adalah sebagaimana gambar di bawah ini. Strategi kepala sekolah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di SD Muhammadiyah 0 5 RL yaitu dengan di bekali kemampuan keterampilan siswa-siswi yaitu melalui kegiatan ekstrakurikuler dan mengadakan kegiatan Boarding School , bahwa nya K epala Sekolah dalam meningkatkan kualitas mutu dalam pendidikan hendaknya terlebih dahulu mengadendakan perencanaa program sert merinci kan kebutuhan Guru serta tenaga kependidikan yang akan nantinya menjalankan apa yang menjadi tugas, perencanaan kurikulum yang nantinya dijalankan selama proses KBM , merencanakan kebijakan dalam penambahan modifikasi ma pel, membuat struktur peng organisasi an melibatkan wali dan orang tua murid melalui komite sekolah serta dibarengi per lengkap an sar ana pras arana yang nantinya di gunakan , memberi kan prilaku yang baik , tenang dalam bekerja, memberi semangat motivasi serta penghargaan terhadap bawahan baik moril maupun materil, peningkatan dalam kesejahteraan, mengikut sertakan Guru pendidik dan tenaga kependidikan dalam pelatihan diklat-diklat serta memotivasi personil yang senior agar memiliki semangat life long education, mengawasi output, K BM, dan murid mulai dari proses penerimaan PPDB sampai lulus pada sekolah tersebut . Dimana ada beberapa hambatan yang dialami sekolah yaitu kurang menunjangnya sarana prasarana serta adanya personil yang masih kurang disiplin, dan kurangnya komunikasi antara kepala sekolah dengan sebagian personil. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana orang tua mengembangkat bakat dan kreativitas anak di kelurahan Paminggir, bentuk pola asuh orang tua untuk memantapkan kedudukannya sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pengumpulan data melalui observasi dan wawancara. Data yang sudah didapat kemudian direduksi, didisplay dan diverifikasi untuk mendapatkan data yang valid. Untuk menjamin keabsahan data maka peneliti menggunakan triangulasi sumber data dan teori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa d i dalam keluarga khususnya keluarga inti, terdapat beberapa komponen yang menyusunnya. Bakat dan Kreativitas anak merupakan suatu kemampuan yang penting untuk dikembangka n di berbagai elemen pendidikan. Dalam hal ini, para orangtua adalah sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak. K reati vitas adalah sebagai suatu kekuatan atau energi power yang ada dalam diri individu. Energi ini menjadi daya dorong bagi seseorang untuk melakukan sesuatu dengan cara atau untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Kreativitas anak di kelurahan Paminggir Rt 05 Kecamatan Paminggir Kota Hulu sungai Utara terbilang masih kurang atau belum tercipta, ini disebabkan perhatian dan pengawasan orang tua yang kurang dalam mengembangkan kreativitas anak-anaknya. Dapat di buktikan dengan tidak ada waktu yang cukup di berikan oleh orang tua mereka kepada anak-anaknya. Cara melestarikan kemurnian dan kesucian Al Quran adalah dengan belajar Tahfidz Al Quran. Tahfidz Al Quran harus dimulai sejak usia kanak-kanak. Karena pada usia ini mereka lebih cepat ingat dan hafal, juga dalam hal mengamalkan dan memahaminya lebih mudah tertanam di hati mereka hingga dewasa. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui problematika apa saja yang timbul dalam penerapan Tahfidz Al Quran di MIN 07 Tabalong. Metode penelitian kualitatif deskriptif merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa problematika yang timbul pada penerapan kegiatan Tahfidz Al Quran di MIN 07 Tabalong yaitu masalah yang timbul dalam diri siswa itu sendiri seperti rasa malas, kurang fokus, faktor lingkungan, kurangnya motivasi, pembagian waktu, dan metode menghafal itu sendiri. Lalu ada juga problematika yang berasal dari luar diri siswa seperti seperti tenaga pengajar, fasilitas serta ketersedian waktu untuk muroja’ah. This research aims at describing the teacher's strategy for improving second-grade students' reading and writing skills at SD Negeri 100020 Simardona, Padang Lawas Utara Regency. It is descriptive qualitative research, with data collected through interviews, observations, and documentation. The followings are the findings of this research; a. the teacher's strategy to improve the second graders' reading and writing skills at SD Negeri Simardona is to read alternately at the beginning of the lesson, read together joint reading, read in front of the class, read word for word in sequence, and read their own and their classmates' writings in notebooks and on the blackboard, b. strategies for improving writing skills are by copying writing into a notebook, writing on the blackboard, writing dictation, copying writing from textbooks, and giving writing assignments at home. Penelituain ini bertujuan untuk mendeskrifsiakan 1. bagaimana kemampuan literasi numerasi, 2 pembelajaran literasi numerasi, 3. Faktor pendukung dan penghambat literasi numerasi dan 4. Solusi terhadap kendala literasi numerasi siswa kelas tinggi SD Negeri 101880 Aek Godang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitan ini adalah metode kualitatif jenis deskriptif dan menggunakan wawancara, obervasi sebagai teknik pengumpulan data. Adapun hasil penelitian ini sebagai berikut; a. P elaksanaan pembelajaran literasi numerasi pada siswa kelas 5 B SD Negeri 101880 Aek Godang Padang Lawas Utara adalah tahap perencanaan, pelaksanaan, diskusi dan latihan, dan evaluasi dan penilaian. b. faktor pendukung pelaksanaan pembelajaran adalah kemampuan awal yang dimiliki guru, ketersediaan sarana dan prasarana dimiliki sekolah dan pemanfaatan lingkungan formal, non formal dan informal. c. faktor kendala yaitu belum adanya pelatihan dan sosialisasi literasi numerasi, belum terprogramnya literasi numerasi dengan baik, rendahnya daya nalar dan kritis sisiwa dan berkurangnya jumlah jam tatap muka yang disebabkan covid-19. S olusi terhadap kendala yang dialami adalah mengadakan pelatihan dan sosialisasi literasi numerik, membiasakan pelaksaan literasi numerik, menyediakan program dan sarana prasarana pembelajaran literasi numerik, memaksimalkan penggunaan media pembelajaran dan menambah jam kegiatan pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana peran kepala sekolah dalam meningkatkan perilaku organisasi di SDN 125 Rejang Lebong. Objek penelitian ini adalah SDN 125 Rejang Lebong. Informan dalam penelitian ini meliputi kepala sekolah, pendidik, dan tenaga kependidikan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu melalui observasi, wawancara dan studi dokumen. Data yang diperoleh berupa data kualitatif yang berisi deskripsi tentang hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis dengan cara mereduksi data, menyajikan data dan menyimpulkan data sebagai hasil akhir dari penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku organisasi merupakan perilaku individu yang ada dalam suatu organisasi, dalam suatu organisasi pendidikan melibatkan banyak anggota baik sebagai guru, staf maupun karyawan, oleh sebab itu dalam organisasi memiliki perilaku individu yang berbeda-beda baik dari tingkat emosional dan intelektual mereka. Oleh sebab itu kepala sekolah berperan penting dalam mengatasi perilaku yang berbeda tersebut. Kepala SDN 125 Rejang Lebong mengambil cara dengan menugaskan karyawan dan guru sesuai dengan latar belakang pendidikan, skill, dan kemampuan mereka. Dengan begitu maka perbedaan dalam organisasi dapat terorganisir dan tidak menimbulkan konflik yang fatal bagi organisasi. Kepemimpinan merupakan hal yang paling mendasar dalam manajemen organisasi, termasuk dalam bidang pendidikan. melalui proses kepemimpinan yang baik, tujuan dan cita-cita organisasi dapat lebih mudah untuk dicapai dan diwujudkan. Artikel ini mengkaji secara konseptual proses penerapan kepemimpian dalam pendidikan Islam. Hal ini dipandang penting, sebab maju dan mundurnya kualitas pendidikan, sangat tergantung kepada sejauh mana seorang pemimpin dapat menjalankan tugas dan peran kepemimpinanya secara efektif dan efisien. Dalam tulisan ini berhasil ditemukan ,, mendasar yang membedakan antaraikepemimpinan secara umum, dengan kepemimpinan dalam pendidikan Islam. Bahwa kepemimpinan umum hanya menitikberatkan pada pertangung jawaban seorang pemimpin terhadap anggota organisasi. Namun lain halnya dalam pendidikan slam, yang memahami bahwa kepemimpinan merupakan tugas kekhalifaan yang menekankan pertangung jawaban tidak hanya kepada anggota yang dipimpinnya, tetapi juga kepada Allah swt sebagai sumber pemberi wewenang kekuasan. Artikel in berkontribusi terhadap kajian tentang peran kepemimpinan serta model kepemimpinan yang baik terhadap kualitas pendidikan dan pembangunan sumber daya manusia yang baik di Indonesia Pandemi covid-19 berdampak kepada kehidupan sehari-hari termasuk dalam pembelajaran sekolah, Kurikulum darurat yang keluarkan pada tanggal 18 Mei 2020 merupakan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang disusun dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan pada masa darurat dengan memperhatikan rambu-rambu ketentuan yang berlaku. Dalam penerapannya terdapat temuan-temuan yang menarik seperti kebingungan guru di awal pembelajaran untuk menentukan aplikasi e-learning yang digunakan, dan berbagai kendala dalam pembelajaran dan penilaian. B agaimana penerapan kurikulum darurat masa pandemi covid-19 pada pembelajaran tematik kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah Negeri 14 Banjar, dan apa kendala-kendala yang dihadapi Guru Tematik kelas 1 pada penerapan kurikulum darurat di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 14 Banjar. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu penyusun berusaha untuk menjelaskan keadaan yang telah ada dengan tujuan menemukan fakta. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah wawancara, observasi dan dokumentasi, sedangkan dianalisis dengan menggunakan metode berpikir induktif. Penerapan kurikulum darurat masa pandemi Covid-19 pada Pembelajaran Tematik kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah Negeri 14 Banjar sudah berjalan dengan baik, hal ini terlihat dengan guru sudah menaati prinsip kurikulum darurat, guru mengembangkan materi ajar, guru menggunakan sumber belajar, guru memanfaatkan media, dan pengelolaan kelas daring yang baik dalam menggunakan Whatsapp serta komunikasi dengan orang tua baik. Kendala-kendala yang dihadapi guru tematik kelas 1 pada penerapan kurikulum darurat di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 14 Banjar ialah dalam memilih dan menerapkan metode dan model pembelajaran, tidak bisa komunikasi secara langsung dengan siswa, dan dalam administrasi ialah absen namun permasalahan tersebut dapat diatasi guru. This study aims to determine the implementation of PKN learning assessment in the pandemic period in Class IV of Al-Fauzi Elementary School. This study is a qualitative descriptive study with the research subject of grade IV-A teacher of SDIT Al-Fauzi. Research data were obtained through interview techniques and documentation techniques. Then the data were analysed to get an overview of the implementation of PKN learning assessments in pandemic times. Based on research results showing the performance of PKN learning assessment in the pandemic period in Class IV of Al-Fauzi Elementary School conducted online through WhatsApp and face-to-face through home visit application. PKN learning assessment activities are carried out by giving questions in the form of objective tests, multiple-choice tests and essay tests, to students who are then conducted assessments by teachers. The impediment to the implementation of PKN learning assessment in pandemic times is that the mobile phone used by the teacher had experienced errors due to a large number of photos of students' assignments to be assessed. dari t tabel sebesar 2,021 Df ke 40 atau nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,074 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Dapat disimpulkan bahwa metode problem solving efektif digunakan pada mata pelajaran matematika pokok bahasan bangun Pembelajaran Qur’an Di Masa Pandemi Covid-19 Di Madrasah Ibtidayah Darussalim Bati BatiArticlep>Pada penelitian ini dengan bertujuan memahami Implmentasi Pembelajaran Qur’an di masa Pandemi Covid-19 di Madrasah Ibtidayah Darussalim Bati Bati serta mendeskripsikan apa saja Faktor yang mempengaruhi Implementasi Pembelajaran Qur’an di masa Pandemi Covid-19 di Madrasah Ibtidayah Darussalim Bati Bati. Penelitian ini memakai Kualittatif deskriptif dengan pendekatan Study kasus subjek Pembelajaran Qur’an, Koordinator Pembelajaran Al-Qur’an, Kepala Sekolah dan Wali kelas. Data yang dikumpulkan hal ini melewati hasil Observasi, Wawancara dan Dokumentasi, kemudian analisis data yang dipakai reduksi data,display, dan penarikan kesimpulan. Peneliti memakai trianggulassi sumber untuk mendapatkan keabsahan data. Berlandaskan hasil penelitian bisa disimpulkan maka Implementasi pembelajaran Qur’an di masa pandemi Covid-19 di MI Darussalim Bati-Bati dilakukan dengan beberapa kali perubahan 1 Perencanaan pembelajaran Qur’an di masa pandemi covid-19 dimulai dari perencanaan pembelajaran I online, perencanaan pembelajaran II online dan tatap muka dan perencanaan pembelajaran III tatap muka 2 Pelaksanaan pembelajaran Qur’an di masa pandemi covid-19 ada tiga kali pelaksanaan yaitu pelaksanaan I dilakukan dengan online, pelaksanaan pembelajaran II dilakukan dengan Online dan tatap muka 1 minggu sekali dan pelaksanaan pembelajaran dilakukan III dilakukan dengan Tatap muka, 3 Evaluasi pembelajaran Qur’an di masa pandemi covid-19 dilakukan evaluasi pembelajaran I dilakukan dengan evaluasi Pembelajaran online melewati pengiriman Video/rekaman suara, evaluasi pembelajaran II evalusi pembelajaran Qur’an dilakukan dengan online dan tatap muka dengan cara tatap muka atau hadir ke sekolah dan evaluasi III dilakukan dengan tatap muka. Yang mempengaruhi Implementasi Pembelajaran Qur’an di masa pandemi Covid-19 di MI Darussalim Bati-Bati yaitu1 kebijakan dari pemerintah 2 Jaringan yang buruk 3 tanggapan dari guru 4 tanggapan dari orang tua siswa. Kemandirian belajar penting bagi peserta didik, terutama pada saat pembelajaran dilaksanakan secara daring. Pembelajaran jarak jauh adalah pendidikan formal berbasis lembaga yang peserta didik dan instrukturnya berada di lokasi terpisah sehingga memerlukan sistem telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan keduanya dan berbagai sumber daya yang diperlukan di dalamnya . Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran bagaimana kemandirian belajar anak yang melakukan pembelajaran daring. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode slr systematic literature review. Pengumpulan data dilakukan dengan mendokumentasi serta mereview artikel jurnal atau buku mengenai kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran daring masa pandemi covid-19. Artikel yang digunakan dalam penelitian ini kurang lebih 15 referensi. Berdasarkan kajian literatur yang dilakukan bahwa kemampuan kemandirian belajar siswa sangat diperlukan di dalam pembelajaran daring, karena memiliki pengaruh positif bagi siswa dalam pembelajaran. Pembelajaran ini menuntut siswa untuk lebih proaktif dalam mencari materi pendukung aktivitas belajar, mengambil keputusan yang tepat, bertanggung jawab atas aktivitas yang dilakukan dalam pembelajaran. Pendahuluan COVID-19 yang menginfeksi anak-anak hanya menunjukkan gejala infeksi virus musiman seperti flu, batuk, dan demam sehingga sering diabaikan oleh orangtua. Sejak dini anak-anak harus mulai diperkenalkan pada rasa tanggungjawab dan rasa peduli terhadap lingkungan dan diri sendiri terlebih dalam masa darurat pandemi di mana anak-anak adalah kelompok usia yang rentan tertular. Ketepatan memilih metode Pendidikan Kesehatan akan meningkatkan pemahaman konsep yang di berikan dan kreativitas peserta. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas media audiovisual terhadap kepatuhan pelaksanaan protocol Kesehatan pencegahan covid-19 pada siswa sekolah dasar Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan pendekatan one group only pretest-posttest design. Sampel dalam penelitian ini adalah berjumlah 30 orang. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah total sampling. Analisis data dalam penelitian ini adalah Wilcoxon test. Hasil Hasil uji statistic menunjukan p-value menunjukan Covid 19 memberi pengaruh besar terhadap percepatan adaptasi digital dunia pendidikan dengan gencarnya pembelajaran daring, namun berdampak negatif setelah berlangsung selama 1 tahun lebih dengan terlihatnya anak kelas 2 dan 3 SD sederajat yang belum bisa membaca, menulis, dan berhitung yang sebenarnya harus dikuasai anak saat masih di kelas 1 SD, begitu juga halnya di kelas selanjutnya dan jenjang pendidikan SMP dan SMA yang mana hampir semua siswa belum menguasai pelajaran yang dibahas pada jenjang kelas dibawahnya, sehingga Pondok Pesantren Anwararul Hasaniyyah Anwaha membuat model kelas sebagai gerak cepat penanganan masalah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk 1 mengetahui penerapan metode problem posing untuk memecahkan soal cerita yang mengandung operasi, 2 mengetahui apakah metode problem posing berpengaruh positif terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan soal cerita yang mengandung operasi bilangan di SD Negeri 200010 Simardona. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara yang mendalam dan analisis data dengan editing data, reduksi data, deskripsi data, dan penarikan kesimpulan. Sedangkan analisi statistik adalah dengan menggunakan program windows SPSS 16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 Penerapan metode problem posing dengan tipe presolution posing dalam proses pembelajaran di SD Negeri 200010 Simardona sebagai berikut a membuka pembelajaran dengan baik, b menjelaskan langkah-langkah metode problem posing dalam memecahkan soal cerita dengan memberikan contoh, c memberikan kesempatan kepada siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami, d memfasilitasi kegiatan belajar siswa dengan memberikan Lembar Kerja Pengajuan Masalah LKPM, e mengarahkan dan membimbing siswa dalam menyusun kalimat sederhana menjadi kalimat tanya, pengajuan soal dan cara penyelesaiannya, f mengarahkan siswa untuk mengajukan soal yang dibentuknya sendiri untuk dijawab siswa lain, g mengarahkan dan membimbing beberapa siswa untuk menanggapi dan menjawab pertanyaan yang diajukan siswa, h melakukan umpan balik dan tanggapan terhadap pengajuan masalah yang telah dilakukan, i melakukan tanya jawab tentang kesulitan-kesulitan siswa dalam mengajukan masalah, j menutup pembelajaran dengan baik. 2 Metode problem posing berpengaruh positif terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan soal cerita yang mengandung operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan di SD Negeri 200010 Simardona dipengaruhi metode problem posing adalah sebesar 28% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lainnya sebesar 72%. Kurikulum 2013 di MI merupakan bagian dari perkembangan kurikulum yang dicanangkan oleh pemerintah, sebagian besar MI menerapkan kurikulum 2013 dalam kegiatan belajar mengajarnya, tetapi masih banyak Madrasah yang belum menerapkannya, penerapan ini pun bukan serta merta penyelarasan dari kemauan pemerintah yang dalam artian Kementerian Pendidikan Nasional, tetapi memang karena melihat dari muatan kurikulum yang memadukan berbagai perkembangan dan perubahan dari kurikulum-kurikulum terdahulu, sehingga kurikulum 2013 ini dirasa tepat untuk mengembangkan karakter anak didik yang saat ini terlihat memprihatinkan. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif .Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tak berstruktur, Adapun informan penelitian adalah guru bahasa di MI. Setelah data diperoleh kemudian data di analisis kemudian beberapa tambahan dari peneliti. Dalam penelitian ini peneliti menemukan beberapa hasil penelitian yaitu Pertama, Penilaian dengan kurikulum 2013 merupakan penilaian terbaik saat ini dikarenakan lengkapnya penilaian untuk anak Penilaian dengan kurikulum 2013 memberatkan guru, karena penilaian yang begitu banyak dan sangat membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih banyak agar penilaian benar-benar Penilaian menggunakan kurikulum 2013 diharapkan lebih bisa dirampingkan mengingat seorang guru juga mempunyai kesibukan di luar dari guru masih banyak yang belum menguasai sehingga penilaian tidak pembelajaran lebih mudah karena berbagai perangkat sudah disediakan oleh Pemerintah. Tujuan penelitian adalah u ntuk mengetahui 1 deskripsi hasil pembelajaran kelas kontrol tanpa penggunaan model pembelajaran SAVI berbantuan media audio visual dalam meningkatkan kemampuan menulis cerita fiksi siswa kelas IV ; 2 deskripsi p engaruh model pembelajaran SAVI berbantuan media audiovisual terhadap kemampuan menulis cerita fiksi pada siswa kelas IV. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian pretest dan posttest control group design atau disebut dengan true experimenteal design eksperimen murni. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 46 orang, yang terdiri dari 23 orang kelas kontrol dan 23 orang kelas eksperimen. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu tes hasil belajar untuk mengukur keterampilan menulis, dan dokumentasi. Tehnik analisis data yang digunakan yaitu pendekatan statistik deskriptif dan analisis inferensial, uji hipotesis, dan uji N-Gain. Hasil penelitian yang didapatkan pada pembelajaran tanpa menggunakan model SAVI adalah tidak mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata pretest 61 dan setelah diberikan postest hanya mendapatkan nilai rata-rata 65. Pada kelas yang menggunakan model pembeljaran SAVI mengalami peningkatan dengan nilai pretest 60 meningkat menjadi 86. Uji hipotesis dengan menggunakan uji Paired sampel test menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum dan setelah diberikan perlakukan. Maka dapat diperoleh nilai Sig.2 tailed = 0,000 o ditolak dan H1 diterima. Jadi, penggunaan model pembelajaran SAVI berpengaruhterhadapkemampuan menulis cerita fiksi cerita fiksi pada siswa kelas IV SD Negeri Gugus 21 Wilayah IV Kecamatan Lilirilau Kabupaten Soppeng. Penelitian ini dilakukan karena fenomena beberapa orang guru Bahasa Inggris di Rayon 3 Kabupaten Siak jarang menggunakan media teknologi informasi dan komunikasi TIK untuk kebutuhan mengajar dikelas. Guru-guru tersebut lebih fokus pada penggunaan buku pegangan/ referensi dan jarang memanfaatkan internet untuk mendapatkan materi ajar pendukung. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kesiapan guru dalam penggunan aplikasi dasar TIK untuk proses pembelajaran. Subjek penelitian ini adalah 49 guru Bahasa Inggris dari berbagai jenjang, mulai dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas, yang tergabung dalam kelompok guru Bahasa Inggris Rayon 3, dari tiga kecamatan yakni, Minas, Tualang dan Kandis, di Kabupaten Siak, Propinsi Riau. Metode penelitian ini adalah survei dan menggunakan desain cross-sectional , Instrumen penelitian menggunakan angket berisi 12 pertanyaan, yang tujuh diantaranya adalah pertanyaan inti tentang persepsi penguasaan aplikasi Office word, excel , dan powerpoint dan persepsi kemampuan penggunaan internet untuk browsing , email , social media , blog . Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai mean berada pada angka Untuk nilai modus dan nilai tengah median berada pada angka yang sama yakni Untuk komponen nilai variabilitas, ditemukan bahwa standar devisi relatif tinggi yakni nilai varian 5, dan rentang nilai minimum dan maksimum berada pada angka 1-4. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan kesiapan guru didalam penggunaan TIK berada pada level “cukup” dan “baik.” Mengacu pada hasil temuan, guru-guru senior perlu memperoleh pendampingan didalam penggunaan TIK agar mereka mampu dan siap didalam penggunan berbagai media TIK untuk menghadapi tantangan pembelajaran pada abad 21. Pendidikan sebagai suatu hal utama dalam membangun peradaban manusia. Hal ini erat kaitannya dengan perkembangan teknologi informasi. Era smart society menjadi fakta bahwa kedua hal tersebut telah melebur menjadi suatu sistem yang mengikat. Cara berpikir, sikap, dan keterampilan menjadi fokus utama pendidikan untuk menciptakan peserta didik yang mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Penilaian sebagai salah satu tahap untuk mengetahui capaian peserta didik baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik selalu terjadi selama evaluasi pendidikan masih dilakukan. Penilaian berbasis HOTS dalam kajian ini terbukti menghasilkan capaian yang diperlukan peserta dalam menghadapi tantangan zaman. Dalam mecapai HOTS sangat penting bagi pendidik pula dalam memahami konsep pengembangan penilaian instrumen tes, salah satunya yaitu penilaian berbasis HOTS Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas PTK, bertujuan untuk mengukur besar peningkatan hasil belajar peserta didik menggunakan media video ini dilaksanakan di SD Inpres 10/73 Tanete, Kecamatan Cina Tahun Ajaran 2021/2022 pada bulan November 2021 dan diselenggarakan di kelas IV SD Inpres 10/73 Tanete yang terdiri dari 15 dari 30 siswa. Subjek penelitian 15 peserta didik mengacu pada kebijakan sekolah dikarenakan adanya pembagian kelas menjadi 2 kelompok saat memasuki masa new normal. Teknik pengumpulan data menggunakan instrument tes dan wawancara. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik pada siklus I rata-ratanya sebesar 78,7 dengan persentase keberhasilan peserta didik sebesar 86,6% meningkat pada siklus II dengan ratarata hasil belajar sebesar 88,6 dengan persentase keberhasilan 93,3%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik kelas IVB SD Inpres 10/73 Tanete sebesar 9,9%. The purpose of the study is to test how science learning can measure the congenital development of early childhood. So from these problems, researchers need to know whether the implementation of science-based learning has an effect and can improve early childhood cognitive development in RA Nurul Yasin, Kudus Regency. The sample of this study was 17 early childhood children in RA Nurul Yasin, Mejobo District, Kudus Regency in 2022. The design of experimental research was explored using activity experiments with observations. The analysis used is the analysis of different tests before and after the experiment. The results showed that there was an influence of 0. 411 with a sig of This indicates an increase in the ability of cognitive abilities after being given treatment. Kasus kekerasan pada anak di Aceh meningkat secara signifikan setiap tahunnya baik kekerasan fisik maupun seksual. Penanganan pemerintah daerah Aceh menjadi sorotan bagaimana kinerja dan peraturan yang diterapkan untuk menekan laju kasus kekerasan anak di daerah tersebut. Aceh dengan regulasi khususnya menerapkan Qanun sebagai sumber hukum untuk penanganan setiap permasalahan termasuk perlindungan anak. Namun peraturan Qanun menimbulkan beberapa kebingungan karena dianggap memberikan hukuman yang relatif rendah untuk kejahatan kekerasan pada anak. Lebih lanjut penulisan ini akan melihat bagaimana implementasi Qanun tersebut sebagai peraturan yang juga memiliki andil besar Aceh. Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan metode pendekatan deskriptif analitik untuk menganalisis permasalahan yang diangkat. Penulis akan menganalisis keberhasilan Qanun dengan berfokus kepada penanganan kasus perlindungan kekerasan anak oleh pemerintah daerah setempat,untuk mengetahui bagaimana peran Qanun apakah menyelesaikan kasus kekerasan psikis, fisik dan seksual pada anak di Aceh. This research formulates the problem of The Influence of Parents in Increasing Learning Motivation Towards Student Achievement Children At Mts Miftahul Ulum, Research is carried out at Madrasah Tsanawiyah MTs Miftahul Ulum Cikarang Bekasi which amounted to 33 students who were designated as members of the population who were also sample members after the withdrawal of samples with saturated sampling techniques, so that data was obtained using instruments for analysis with inferential statistical techniques correlational effectiveness test. As for the students numbered 135 students for the entire population, but the authors only took samples from class a sample. The results showed that parents' motivation for their children was the highest accumulated data by of respondents choosing categories often, so it can be concluded that students generally claim that their parents' motivation is very high in fostering their children. Student learning achievement was obtained an average of which if interpreted according to the average categorization table of student grades then contained in the high category. Thus, H0 was rejected and H1 was accepted which means that parental motivation has a significant effect on student achievement in English in Madrasah Tsanawiyah MTs Miftahul Ulum Cikarang Bekasi. Tujuan penelitian ini yaitu ; 1 Mengetahui desain produk video animasi sebagai media edukasi adab bersosial media pada kelas IV; 2 Mengetahui gambaran produk video animasi sebagai media edukasi adab bersosial media pada kelas IV; 3 Mengetahui respon ahli terhadap desain video animasi sebagai media edukasi adab bersosial media pada kelas IV. Metode penelitian ini menggunakan model Design and Development D&D. Populasi penelitian ini yaitu kelas IV SDN Sukakerta yang terdiri dari 24 siswa dan seorang wali kelas IV. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket siswa dan angket guru. Hasil penelitian menunjukkan ada tiga aspek yang diteliti yaitu aspek desain, aspek materi, dan aspek akses 1 Dalam aspek desain produk video animasi yang dibuat menurut siswa termasuk kategori baik dengan persentase sebesar 74,58% dan menurut guru termasuk kategori sangat baik dengan persentase sebesar 82,5%; 2 Dalam video animasi aspek materi menurut siswa termasuk kategori sangat baik dengan persentase sebesar 75,84% dan guru termasuk kategori baik dengan persentase sebesar 65%, sedangkan aspek akses menurut siswa termasuk kategori baik dengan persentase sebesar 83,95% dan guru termasuk kategori sangat baik dengan persentase sebesar 75%. Sehingga, hasil penelitian menggunakan angket siswa menghasilkan kategori sangat baik dan angket guru menghasilkan kategori baik. Jadi, berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengembangan video animasi dapat digunakan sebagai media edukasi dalam mengenalkan adab bersosial media pada siswa kelas IV. Tujuan pada penelitian ini agar dapat diketahui pendidikan karakter didalam kitab adabul alim wa mutaalim karya KH Hasyim Asy’ari terhadap anak tunarungu dengan memperhatikan ketercapaian tujuh nilai yang terkandung didalam pendidian karakter bagi guru untuk anak tunarungu dan pendidikan karakter bagi anak tunarungu. Perkembangan zaman menyebabkan meningkatnya degradasi moral sehingga dapat menghambat pembangunan dan menjadi persoalan dalam ketercapaian cita-cita bangsa. Penelitian ini menerapkan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Data diambil dengan wawancara tersruktur dan tidak terstruktur, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis datanya menggunakan acuan Miles dan Huberman, ialah mereduksi, menampilkan dan membuat kesimpulan data. Data yang diperoleh diuji keabsahan nya dengan menggunakan teknik triangulasi data . Hasil penelitian ini adalah dari ketujuh aspek nilai religius, sabar, qonaah, disiplin, tawadhu, toleransi dan kerja keras ditinjau dari pendidikan karakter bagi guru untuk anak tunarungu dapat tercapai dengan baik sedangkan pada pendidikan karakter bagi anak tunarungu ada lima aspek yang tercapai yaitu nilai religius, sabar, qonaah, toleransi dan kerja keras kemudian yang belum tercapai dengan optimal adalah aspek nilai disiplin dan tawadhu. Pendidikan Karakter Religius melalui Pembelajaran IPA sangat Penting dilakukan dalam Proses Pembelajaran serta dalam proses Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran IPA, kegiatan belajar berlangsung terutama dalam karakter religius, sekolah dasar adalah pondasi utama dalam pendidikan maka dari itu pendidikan karakter religius melalui pelajaran IPA sangat di butuhkan. Tujuan yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah memberikan gambaran Pendidikan karakter religius di SD Muhammadiyah 1 Cisalak,serta pendidikan karakter kepada peserta didik ke dalam proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan ini menguraikan data dengan situasi yang sedang terjadi. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan antara lain sebagai berikut Observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pada komponen RPP yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup, karakter yang muncul ialah religius, logis, kritis, memecahkan masalah, peduli lingkungan, percaya diri, kreatif, jujur, rasa ingin tahu, cinta ilmu pengetahuan, bertanggung jawab, menghargai perbedaan pendapat, dan gemar membaca. Pelaksanaan pembelajaran yang dianalisis terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada Pelaksanaan pembelajaran komponen karakter yang muncul ialah rasa ingin tahu, cinta ilmu pengetahuan, logis, disiplin, kritis, kreatif, percaya diri, menghargai perbedaan pendapat, jujur, peduli lingkungan, bertanggungjawab, mandiri, religius, memecahkan masalah, mampu berkarya, dan gemar membaca. Pada evaluasi pembelajaran komponen karakter yang paling sering muncul pada siswa adalah jujur, religius, menghargai perbedaan pendapat, mampu berkarya, percaya diri, bertanggung jawab, disiplin, cinta ilmu pengetahuan, kreatif, memecahkan masalah, ingin tahu, dan logis, gemar membaca, mandiri, peduli lingkungan, dan kritis. Pemanfaatan teknologi sebagai pendukung pembelajaran dirasa masih kurang terutama pada mata pelajaran agama Islam di SD. Kemajuan teknologi menghadirkan permasalahan yang menyangkut akhlak terpuji yang semakin hilang. Sehingga pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran agama Islam perlu dihadirkan, salah satunya melalui penggunaan EMODI E-Modul Interaktif materi akhlak terpuji di kelas 6 SD. Penelitian ini menggunakan model Design and Development D&D atau desain dan pengembangan, dengan prosedur penelitian menurut Peffers, dkk, yaitu Identify the problem motivating the research, Describe the objectives, Design and develop the artifact, Subject the artifact to testing, Evaluate the results of testing, and Communicate those results. Hasil dari penelitian ini berdasarkan sudut pandang dari 8 guru dan 10 siswa sebagai pengguna atau ahli lapangan. Produk ini mendapatkan kategori “sangat baik” berdasarkan data yang telah dikumpulkan melalui google form. Sehingga penggunaan EMODI dapat dinyatakan layak untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada materi akhlak terpuji di kelas 6. Tujuan penelitian ini mengkaji tentang pentingnya guru Pendidikan Agama Islam PAI dalam mengelola pembelajaran di kelas, khususnya pembelajaran fiqih di sekolah dan madrasah. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan. Metode studi kepustakaan adalah metode pengumpulan beberapa data yang diperoleh melalui catatan, karya, atau gambar. Dengan demikian, pembahasan atau data yang diperoleh merupakan hasil eksplorasi dari beberapa sumber bacaan yang relevan. Hal ini merupakan upaya, tindakan, dan metode yang dilakukan oleh guru PAI dalam mewujudkan pembelajaran fiqih yang dinamis dan menarik. Pengelolaan pembelajaran fiqih sangatlah penting. Sehingga tidak terjadi kesalahan dalam memahami materi fikih yang sarat akan pemikiran ulama/ahli, pandangan mazhab, dan tata cara ibadah yang baik dan benar. Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran fiqih di sekolah dan madrasah perlu hadir dengan menggunakan pendekatan kontekstual yang berkaitan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Salah satu cara untuk mewujudkannya adalah dengan menggunakan berbagai metode, seperti metode ceramah, metode tanya jawab, metode dasar, metode resitasi, dan metode drill. Hasil penelitian menjelaskan bahwa pengelolaan pembelajaran fikih di sekolah dan madrasah terdiri dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Tujuan penelitiannya untuk mendeskripsikan dampak pembelajaran daring terhadap penguasaan konsep PAI siswa dan karakter kedisiplinan siswa di MTs Darul Falah Sumbergempol Tulungagung. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan angket digunakan untuk mengetahui kedisiplinan siswa dan tes untuk mengetahui pengetahuan konsep IPA. Analisis data dengan menggunakan analisis deskriptif Menggunakan kurva normal ideal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaan konsep PAI siswa berada pada kategori sedang. Kedisiplinan belajar siswa masuk dalam kategori tinggi. Hal ini karena siswa berada pada kategori tinggi disebabkan siswa menaati tata tertib sekolah, mempunyai waktu belajar yang teratur dan menyelesaikan tugas tepat ini membahas pengembangan aplikasi Shofun Salat is Fun sebagai media pembelajaran Pendidikan Agama Islam PAI pada materi salat di Sekolah Dasar SD menggunakan metode Design & Development. Aplikasi Shofun Salat is Fun dikembangkan sebagai alternatif dalam pembelajaran salat yang menyenangkan dan interaktif bagi anak-anak SD. Metode Design & Development digunakan dalam pengembangan aplikasi ini dengan melalui tahapan analisis kebutuhan, perancangan, pengembangan, dan evaluasi. Analisis kebutuhan dilakukan melalui studi pustaka, observasi, dan wawancara dengan guru PAI dan siswa SD. Perancangan aplikasi dilakukan dengan memperhatikan aspek tampilan, fitur, dan interaksi pengguna. Pengembangan aplikasi dilakukan melalui tahap implementasi dan pengujian untuk memastikan aplikasi dapat berjalan dengan baik dan memenuhi kebutuhan pengguna. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang diberikan kepada guru dan siswa untuk mengetahui keefektifan dan kepuasan pengguna. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa aplikasi Shofun Salat is Fun dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang salat dan dapat membantu guru dalam penyampaian materi. Selain itu, aplikasi Shofun Salat is Fun juga mendapatkan respon positif dari pengguna, baik dari guru maupun siswa. Oleh karena itu, aplikasi Shofun Salat is Fun dapat menjadi alternatif yang baik dalam pembelajaran PAI pada materi salat di SD khusunya di tingkat kelas 2. Peran negara dalam proses pendidikan secara umum sangat mempunyai keterikatan antara keduanya. Kebijakan yang dikeluarkan oleh negara terkait tata kelola pendidikan, sumber daya manusia, kurikulum bahkan sampai prosesnya pun tidak lepas dari apa yang sudah dirancang oleh para elite pemerintahan di sebuah negara. Amerika Serikat yang selama ini dipandang sebagai pusat “dekadensi” moral, dengan segala problematika sosial, masyarakat dan ekonominya, ternyata juga mempunyai sisi lain yang patut untuk dijadikan contoh bagi bagaimana cara mengelola lembaga pendidikan yang baik. Selain itu, sejarah masuknya Islam dan perkembangan Islam di Amerika Serikat mengungkapkan sisi lain dari negara adidaya tersebut yang sangat menarik untuk dipelajari. Fakta-fakta ini memungkinkan untuk memandang secara berbeda dan menjadikan Amerika Serikat sebagai wilayah dakwah yang harus diteruskan diusahakan. Artikel ini merupakan hasil dari telaah peneliti terhadap sumber-sumber tertulis maupun film dokumenter yang berkaitan dengan objek kajian. Setelah semua data yang diperlukan terkumpul, peneliti menganalisis data tersebut dengan menggunakan content analysis sehingga diperoleh gambaran dan uraian bagaimana sistem pendidikan Islam di Amerika SerikatPenelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pembudayaan nilai ajaran agama islam dalam membentuk karakter peserta didik di SD 20 kabupaten pasaman barat. Penelitian ini dilakukan di SD 20 kabupaten pasaman barat. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan field research peneliti mengumpulkan data dengan observasi dan wawancara bagaimana pengaruh pembudayaan nilai ajaran agama islam terhadap karakter peserta didik di SD 20 kabupaten pasaman barat. Pembudayaan nilai ajaran agama islam terlihat dari kegiatan pembacaan asmaul husna saat baris di depan kelas guna menanamkan nilai tauhid bagi peserta didik, peraturan sekolah untuk memakai pakaian menutup aurat, pada saat pembelajaran dilakukan maka peserta didik membaca al-quran sebelum pembelajaran maka pembudayaan nilai ajaran agama islam ini berpengaruh terhadap karakter peserta didik sehingga mereka lebih berkarakter islami dan terbiasa melakukan kesalehan didalam kehidupannya. Kesimpulannya adalah pengaruh pembudayaan nilai ajaran agama islam terhadap karakter peserta didik di SD 20 kabupaten pasaman barat terlihat dari karakter peserta didik yang terbiasa bertatakrama dan bersopan santun baik terhadap guru dan peserta didik penelitian ini adalah 1 Mendeskripsikan spesifikasi produk bahan ajar komikkelas III yang di kembangkan di MIN 1 Palembang. 2 mendeskripsikan penggunaan produk bahan ajar komikkelas III yang di kembangkan di MIN 1 Palembang. 3 Menguji kelayakan bahan ajar komikkelas III yang di kembangkan di MIN 1 bahan ajar komikini menggunakan model pengembangan ADDIE Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation . Validasi produk diberikan kepada ahli isi/materi, desain, dan bahasa. Uji coba produk dilakukan dengan uji lapangan kepada guru dan siswa. Langkah pokok pada penelitian ini adalah analisis kondisi awal, pengembangan rancangan bahan ajar, pembuatan bahan ajar, dan penilaian bahan ajar. Teknik pengumpul data yang digunakan meliputi angket dan tes hasil belajar. Hasil pengembangan ini adalah sebagai berikut 1 spesifikasi bahah ajar komikbentuk cetak menggunakan kertas art paper , terdiri dari 47 halaman 2 penggunaan bahan ajar komiksebagai bahan ajar penunjang pembelajaran tematik yang menarik dan menyenangkan dikelas yang tersaji sesuai dengan materi tematik kelas III MI.3 kelayakan bahan ajar ceritabergambar ditunjukkan dengan tingkat validasi ahli isi/materi presentase 77%, ahli desain presentase 83% dan ahli bahasa presentase 84% kriteria sangat valid dan layak digunakan. Tingkat keterterapan/kemudahan guru presentase 92%, 84%, 86%, dan 94% masing-masing dengan kriteria sangat baik. Tingkat keterterapan/kemudahan siswa presentase 91,8% dengan kriteria sangat baik. Tingkat kemenarikan presentase 93% kriteria sangat menarik. Bahan ajar komikini dapat meningkatkan hasil belajar siswa rata-rata dari kelas eksperimen 94,3 dan kelas kontrol 75,6. Pada uji-T menggunakan rumus uji t-tes berpasangan thitung ≥ ttabel yaitu 13,0 ≥ 2,05. H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat perbedaan signifikan antara hasil belajar dengan menggunakan bahan ajar komik dengan hasil belajar yang tidak menggunakan Bahan Ajar Berbasis Komik kelas III di MIN1 Palembang. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, walaupun mengalami perubahan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar yang optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana integrasi pendidikan akhlak dalam pembelajaran sejarah budaya Islam pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Swasta Salamah Kota Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan model integrasi sejarah budaya Islam dengan pendidikan akhlak dalam pembelajaran Sejarah Budaya Islam. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa hal yang digaris bawahi dalam melaksanakan pendidikan akhlak dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Temuan terkait fenomena tersebut yaitu 1 Wali kelas IV MIS Salamah Kota Jambi yang diteliti telah menerapkan integrasi pendidikan akhlak dengan meneladani akhlak mulia Nabi dalam pembelajaran SKI; 2 Guru yang menerapkan integrasi SKI dengan Pendidikan Moral menyesuaikan dengan materi yang dipelajari; 3 Keuntungan mengintegrasikan pendidikan akhlak dalam sistem pembelajaran SKI dapat menanamkan kejujuran, membentuk kebiasaan yang baik, dan berakhlak mulia. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka sangat penting untuk mengintegrasikan konsep Sejarah Kebudayaan Islam dengan Pendidikan Akhlak sebagai cara pembentukan akhlak mulia bagi generasi bangsa. Problematika yang terjadi dalam kehidupan bermasyarak, kebanyakan mengenai permasalahan anak yang menunjukan hal-hal yang kurang pantas dilakukan ataupun diucapakan. Adanya pergaulan yang tidak dikontrol menjadi salah satu penyebabnya, namun dengan adanya Taman Pendidikan Al-Quran anak lebih bisa mengontrol pergaulan dengan adanya pembiasaan yang baik dan penanaman sikap sopan santun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pembinaan karakter anak melalui taman pendidikan Al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang dilakukan di Masjid Madinatul Mukminin. Upaya yang dilakukan para pendidik ustad/ustadzah dalam pembentukan akhlak peserta didik antara lain 1 Belajar membaca al-qur’an dan menghafal surat-surat pendek, 2 hafalan do’a sehari-hari, 3 praktek sholat, 4 Membiasakan mengucapkan salam ketika masuk dan keluar kelas, dan 5 menceritakan kisah-kisah teladan. viiPENGESAHAN SKRIPSI Skipsi berjudul “Profil Guru Ideal dalam Perspektif Siswa Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah 12 Padang Sappa Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu”, yang ditulis oleh Umrah, NIM 09.16.2. 0434, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Given the importance of understanding the holy book of the Qur'an in educational institutions such as Madrasah Ibtida'iyah MI, an effective learning method is needed, because it is known that there are still many phenomena of MI level students whose reading of the Qur'an is not good and many are from those who focus more on general subjects. Therefore, the purpose of writing this article is to describe a number of theoretical studies by taking references from books, journals, and other literature. As the results of the discussion of this article provide an overview and concept of the literature on how the Qur'anic learning model must be applied, namely; 1. The basic conception of learning the Qur'an; 2. Various methods of learning the Qur'an; 3. The importance of the Qur'anic learning method; 4. Development of relevant Qur'anic learning methods to be applied for MI students. Based on a number of theoretical discussions in this article, it is hoped that significant changes will occur for the improvement of MI students' knowledge in learning the Qur'an and for MI level education staff to apply the Qur'anic learning method for their students. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free p-ISSN 2657-1269 e-ISSN 2656-9523 Urgensi Pembelajaran Al-Qur'an Bagi Siswa Madrasah Ibtidaiyah 36 Jurnal Auladuna URGENSI PEMBELAJARAN AL-QUR'AN BAGI SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH Fathor Rosi Faisal Faliyandra STAI Nurul Huda Kapongan situbondo fathorrosy1991stainh Abstract Given the importance of understanding the holy book of the Qur'an in educational institutions such as Madrasah Ibtida'iyah MI, an effective learning method is needed, because it is known that there are still many phenomena of MI level students whose reading of the Qur'an is not good and many are from those who focus more on general subjects. Therefore, the purpose of writing this article is to describe a number of theoretical studies by taking references from books, journals, and other literature. As the results of the discussion of this article provide an overview and concept of the literature on how the Qur'anic learning model must be applied, namely; 1. The basic conception of learning the Qur'an; 2. Various methods of learning the Qur'an; 3. The import ance of the Qur'anic learning method; 4. Development of relevant Qur'anic learning methods to be applied for MI students. Based on a number of theoretical discussions in this article, it is hoped that significant changes will occur for the improvement of MI students' knowledge in learning the Qur'an and for MI level education staff to apply the Qur'anic learning method for their students. Keywords Islamic Education, Al-Quran Learning, Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education Abstrak Mengingat akan pentingnya memahami kitab suci Al qur’an di lembaga pendidikan seperti Madrasah Ibtida’iyah MI maka diperlukan metode pembelajaran yang efektif, sebab diketahui masih banyak fenomena para siswa-siswi tingkat MI yang bacaan alqur’annya kurang baik serta banyak pula dari mereka yang lebih fokus terhadap mata pelajaran umum. Karena itu tujuan pada penulisan artikel ini memaparkan sejumlah kajian teoritis dengan mengambil referensi buku, jurnal, dan literatur lain. Sebagaimana hasil dari pembahasan artikel ini memberikan gambaran maupun konsep kepustakaan tentang bagaimana model pembelajaran Al qur’an yang harus diterapkan yakni ; dasar pembelajaran Alqur’an; 2. Macam-macam metode belajar Al qur’an ; 3. Pentingnya metode pembelajaran Al qur’an; 4. Pengembangan metode pembelajaran Al qur’an yang relevan untuk diterapkan bagi siswa MI. Berdasarkan sejumlah pembahasan teoritis dalam artikel ini maka diharapkan terjadi perubahan yang signifikan bagi peningkatan keilmuan siswa MI dalam pembelajaran Al qur’an serta bagi tenaga kependidikan tingkat MI menerapkan metode pembelajaran Al-qur’an bagi siswa-siswinya. Kata kunci Pendidikan Islam, Pembelajaran Al-Quran, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah PENDAHULUAN Kemampuan membaca dan Pembelajaran Al-Qur’an merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan dan ditumbuhkembangkan bagi setiap individu Muslim, karena terkait langsung dengan ibadah keseharian. Hal ini menjadi argumentasi mendasar terkait keterampilan membaca sebagai prioritas pertama dan utama dalam pendidikan Islam khususnya bagi siswa di sekolah dasar seperti madrasah ibtidaiyah MI. Urgensi Pembelajaran Al-Qur'an Bagi Siswa Madrasah Ibtidaiyah Jurnal Auladuna 37 Jika kita lihat proses perkembangan pendidikan agama di Indonesia bahwa salah satu hambatan yang menonjol dalam pelaksanaan pendidikan adalah metode pengajaran Al-Qur’an. Sehubungan dengan penggunaan metode tersebut, kini di Indonesia terdapat beberapa metode dalam pengajaran membaca Al-Qur’an. Namun demikian metode yang digunakan saat ini dalam membaca Al-Qur’an untuk anak sekolah masih terbatas pada buku sebagai sumber dan sekaligus media pengajaran. Sebagai akibat kondisi seperti ini, maka timbullah permasalahan bahwa tidak sedikit anak-anak sekolah merasa bosan belajar Al-Qur’an yang menerapkan metode dan media seperti itu sehingga anak mengalihkan perhatiannya kepada yang lain yang dianggap lebih mudah menurut anak dan bahkan anak cenderung memilih yang lain yang tidak ada. Kebangkitan umat Islam abad ke-15 Hijriah, berawal dari pandai membaca Al-Qur’an dan menuliskannya/ Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Keberhasilan guru dalam menciptakan kondisi yang optimal dalam kegiatan belajar mengajar, Dengan demikian pendidikan dapat didefinisikan bahwa pendidikan adalah merupakan suatu usaha atau proses yang ditujukan untuk membina kualitas sumber daya manusia seutuhnya agar dapat melakukan perannya dalam kehidupan secara fungsional dan optimal. Pendidikan pada intinya menolong manusia agar dapat menunjukkan eksistensinya secara fungsional ditengah-tengah kehidupan manusia. Pendidikan demikian akan dapat dirasakan manfaatnya bagi mengajar itu adalah suatu teknik penyampaian bahan pelajaran kepada siswa-siswi, ini dimaksudkan agar siswa-siswi dapat menangkap pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicernakan anak dengan baik. Oleh karena itu terdapat berbagai cara yang dapat ditempuh. Dalam memilih cara/ metode ini guru dibimbing oleh filsafat pendidikan yang dianut guru dan tujuan pelajaran yang hendak dicapai, disamping itu penting pula memperhatikan hakekat anak didik yang hendak di didik, dan bahan pelajaran yang hendak disampaikan. Jadi metode itu hanyalah menentukan prosedur yang akan di ikuti. Melihat dari perkembangan zaman yang telah membuktikan tentang keberadaan pembelajaran Al-Qur’an yang berkembang pesat baik ditinjau dari segi metode dan waktu serta pembelajarannya. Agama islam memerintahkan kepada umatnya untuk mempelajari serta mengajarkan kitab suci Al-Qur'an, karena Al-Qur'an adalah sumber dari segala sumber ajaran islam yang mencakup segala aspek kehidupan manusia. Tugas ini menjadi tanggung jawab kita semua khususnya orang tua dan guru. Salah satu problem yang cukup mendasar adalah kondisi obyektif umat islam dewasa ini, salah satunya adalah buta akan Al-Qur'an yang menunjukkan indikasi prestasi Abuddin Nata, Metodologi Study Islam, Jakarta PT. Raja Grafindo Persada, 2003, , 290 Zakiyah Darajat, dkk, Metodologi Pengajaran Agama Islam Jakarta Bumi Aksara, 1993 ,50 Fathor Rosi Faisal Faliyandra 38 Jurnal Auladuna meningkat, hal ini perlu segera diatasi, maka giliran umat islam akan mengalami kemunduran diberbagai bidang. Dalam penerapan pembelajaran Al- quran, perlu adanya pengelelolaan yang baik dan inovativ guna mendapatkan hasil yang baik. pengelolaan merupakan perencanaan, perorganisasian, pergerakan, pengawasan, dan evaluasi dalam kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh pengelola pendidikan untuk membentuk peserta didik yang berkualitas sesuai dengan tujuan. dalam hal ini guru sebagai pengelola berperan dalam melakukan pembelajaran dengan mengarahkan anak didiknya untuk melakukan kegiatan belajar dalam rangka perubahan tingka laku berupa kognitif, efektif, dan psikomotorik. Ditinjau dari segi ajaran agama Islam dalam hadist disebutkan bahwa manusia sejak lahir telah dibekali oleh Allah dengan adanya fitrah beragama, yang berbunyi Artinya"Setiap anak dilahirkan itu telah membawa fitrah beragama perasaan percaya kepada Allah maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak tersebut beragama yahudi, nasrani atau majusi." Baihaki. Di dalam Islam melaksanakan pendidikan agama merupakan amalan ibadah kepada-Nya. Hal ini banyak sekali ayat-ayat Al-Qur'an atau Hadits yang menunjukkan perintah sebagaimana dalam Surat An Nahl ayat 125 yang berbunyi .Artinya“Serulah manusia kejalan agama Tuhanmu dengan kebijaksanaan dan pengajaran yang baik, dan bebantahlah berdebatlah dengan mereka dengan jalan yang terbaik. Sesungguhnya Tuhanmu lebih mengetahui orang-orang yang sesat dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui oaran-orang yang mendapat petunjuk.” Dari ayat dan hadits diatas memberikan konklusi kapada kita bahwa ajaran Islam terdapat perintah untuk mendidik anak berdasar agama, sedangkan salah satu materi pendidikan agama adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca Al- Qur'an. Berdasarkan uraian diatas maka artikel ini akan membahas pentingnya pembelajaran Al-qur’an bagi siswa madrasah ibtida’iyah sebagai upaya penanaman dan peningkatan serta pemahaman keagamaan bagi siswa madrasah ibtida’iyah sederajad. PEMBAHASAN 1. Konsepsi pembelajaran Al-Qur’an. Sebelum membahas tentang pembelajaran Al-Qur’an, terlebih dahulu diuraikan tentang pengertian dari istilah tersebut. Pembelajaran Al-Qur’an terdiri dari dua kata yakni “kata Urgensi Pembelajaran Al-Qur'an Bagi Siswa Madrasah Ibtidaiyah Jurnal Auladuna 39 pembelajaran”dan “kata Al-Qur’an”. Kata pembelajaran yang kami analisa adalah pembelajaran dalam arti membimbing dan melatih anak untuk membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar serta dapat mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kata pembelajaran, sebelumnya dikenal dengan istilah pengajaran. Dalam bahasa arab di istilahkan “ta’lim” dalam kamus inggris Elias dan Elias diartikan “to teach; to educated; to intruct; to train” yaitu mengajar, mendidik, atau melatih. Pengertian tersebut sejalan dengan ungkapan yang dikemukakan Syah, yaitu “allamal ilma”. Yang berarti to teach atau to intruct mengajar atau membelajarkan. Pembelajaran disebut instruction yaitu proses kependidikan yang sebelumnya direncanakan dan diarahkan untuk mencapai tujuan. Dan mengistilahkan pembelajaran sebagai upaya untuk membelajarkan pebelajar anak didik. Kata pembelajaran tersebut tidak dapat dipisahkan dengan masalah belajar. Karena sebagai objek dari pembelajaran, maka anak didik mempunyai tugas untuk memberdayakan kemampuannya dalam melaksanakan kegiatan belajar. Mengenai belajar ini ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli, yaitu a. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. b. belajar adalah suatu kegiatan anak didik dalam menerima, menganggapi, serta menganalisa bahan-bahan pelajaran yang disajikan oleh pengajar, yang berakhir pada kemampuan untuk menguasai bahan pelajaran yang telah disajikan. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan pembelajaran adalah suatu proses belajar-mengajar yang direncanakan sebelumnya dan diarahkan untuk mencapai tujuan melalui bimbingan, latihan dan mendidik. Sedangkan Al-Qur’an diambil dari bahasa arab yakni “Qara’a, Yaqro’u, Qiroatan atau Qur’anan” yang berarti menghimpun huruf-huruf serta kata-kata dari satu bagian kebagian yang lain secara menyatakan kata Al-Qur’an diambil dari kata Qarana yang berarti menggabungkan sesuatu dengan yang lain, karena surat, ayat dan huruf-hurufnya beriringan yang Abdul, Irfan, Ghafar, dan Muhammad, Jamil, Reformulasi Racangan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Jakarta Nur Insani, 2003 ,72 Slameto, Proses Belajar Mengejar Jakarta Bumi Aksara,1999 ,24 M. Arifin, Ramayulis ilmu pendidikan islam jakarta kalam abditama,1976, 26 Muhaimin, Strategi Belajar Mengajar surabaya media, 1996 , 45 Fathor Rosi Faisal Faliyandra 40 Jurnal Auladuna satu dengan yang lain dan ada pula yang mengatakan Al-Qur’an berasal dari kata Qara’in mengingat bahwa ayat Al-Qur’an satu sama lainnya saling kedua pendapat tersebut dapat diketahui bahwa Al-Qur’an harus dibaca dan diusahakan untuk dimengerti isinya, hal ini sesuai dengan firman Alloh SWT dalam surat Shaad ayat 29 Artinya “Ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai pikiran”QS. Shaad 29. Menurut istilah ini merupakan rumusan definisi Al-Qur’an yang dipandang dapat diterima oleh para ulama’, terutama oleh para ahli figh, ahli bahasa dan ushul fiqih. Dari pengertian tersebut bahwa membaca Al-Qur’an tidak sama dengan membaca buku atau majalah, sebab membaca Al-Qur’an saja sudah termasuk ibadah. Al-Qur'an adalah kalamullah yang diturunkan diiwahyukan kepada nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril, yang merupakan mu’jizat, yang diriwayatkan secara mutawatir, yang ditulis di mushaf, dan membacanya adalah ibadah. sebagai rahmat dan petunjuk bagi manusia dalam hidup dan kehidupannyaDari definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW bukan sekedar mukjizat saja tetapi disamping itu untuk dibaca, dipahami, diamalkan, dan dijadikan sumber hidayat dan pedoman bagi manusia untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. sedangkan pembelajaran Al-Qur'an merupakan proses perubahan tingkah laku anak didik melalui proses belajar yang berdasarkan kepada nilai-nilai Al-Qur'an karena dalam Al-Qur’an terdapat berbagai peraturan yang mencakup seluruh kehidupan manusia diantaranya Ibadah dan Muamalah. 2. Macam-macam metode Pembelajaran Al-Qur'an.. Untuk kegiatan belajar mengajar di Madrasah Ibtidaiyah hanya sejumlah metode tertentu saja yang mungkin dapat diterapkan, mengingat tingkat perkembangan anak yang masih dini, yaitu usia 6-12 tahun. Penerapan metode pengajaran itu pun harus dilandasi dengan prinsip "Bermain sambil belajar" atau "Belajar sambil Bermain". Oleh karenanya metode tersebut perlu dikiat-kiat khusus berdasarkan pengalaman guru yang bersangkutan. Salah satu kemungkinannya adalah dengan cara memadukan sejumlah metode pertemuan, atau divariasi dengan pendekatan seni tersendiri yaitu dengan seni bermain, bernyanyi, dan bercerita. Zaini,syahminan. 1999kewajibanorang beriman terhadap al quran surabaya al ikhlas,1999 , 32 Ahmad, Syarifuddin, Mendidik Anaka Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-Qur’an Jakarta Gema Insani, 2004 , 78 Urgensi Pembelajaran Al-Qur'an Bagi Siswa Madrasah Ibtidaiyah Jurnal Auladuna 41 Dalam hal ini metode megajar merupakan komponen yang penting dalam proses belajar mengajar, meskipun metode ini tidak akan berarti apa-apa bila dipandang terpisah dari komponen-komponen yang lain, dengan pengertian bahwa metode baru dianggap penting dalam hubungannya dengan semua komponen pendidikan lainnya, seperti tujuan materi evaluasi, situasi dan lain-lainMetode adalah suatu alat untuk mencapai tujuan dalam proses pembelajarannya mempunyai metode tersendiri. Metode pembelajaran Al-Qur'an secara umum yang bekembang dimasyarakat adalah sebagai berikut a. Metode Tradisional Qawaidul Baghdadiyah Metode ini paling lama digunakan dikalangan ummat Islam Indonesia dan metode pengajaran memerlukan waktu yang cukup lama. Adapun pengajaran metode ini adalah anak didik terlebih dahulu harus mengenal dan menghafal huruf hijaiyah yang berjumlah 28 selain Hamzah dan Alif. Sistem yang diterapkan dalam metode ini adalah 1 Hafalan yang dimaksud adalah siswa-siswi diberi materi terlebih dahulu harus menghafal huruf hijaiyah sebanyak 28. lalu ditambahi materi-materi yang lain. 2 Eja maksudnya adalah eja ini harus dilakukan oleh siswa sebelum membaca perkalimat. Hal ini dilakukan ketika belajar pada semua materi. Contoh ABAtidak langsung di baca AbAtetapi dieja terlebih dahulu; Alif fatha A, Ba' fatha Ba jadi ABA 3 Modul adalah siswa terlebih dahulu menguasai materi, kemudian ia dapat melanjutkan materi berikutnya tanpa menunggu siswa yang lain. 4 Tidak Variatif tidak berjilid tetapi menggunakan satu buku. 5 Pemberian contoh yang Absolut Seorang guru dalam memberikan bimbingan terlebih dahulu, kemudian anak didik mengikutinya, sehingga anak didik tidak diperlukan bersifat kreatif. b. Metode Iqra' Metode pengajaran ini pertama kali disusun oleh H. As'ad Human, di Yogyakarta. Dalam metode ini garis besar sistem ada dua yaitu buku Iqra' untuk usia TPA, dan buku Iqra' untuk segala umur yang masing-masing terdiri dari 6 jilid ditambah buku pelajaran tajwid praktis bagi mereka yang telah tadarrus Al-Qur'an. Selain itu terdapat pula doa sehari-hari, surat-surat pendek, ayat-ayat pilihan, praktek sholat, cerita dan menyanyi yang islami, dan menulis huruf-huruf Al-Qur'an. System ini dibagi menjadi tiga kelompok kelas atas, telas tengah dan kelas bawah dengan Zuhairini, metode khusus pendidikan agama surabaya usaha nasional,1993, 63 Fathor Rosi Faisal Faliyandra 42 Jurnal Auladuna berdasarkan kelas dan kemampuan anak didik, dengan waktu pendidikan selama satu tahun yang dibagi menjadi dua semester sama dengan mata pelajaran kelas lainnya. Metode Iqra' adalah suatu metode membaca Al-Qur'an yang menekankan langsung pada latihan membaca, sedangkan buku panduan Iqra' terdiri dari 6 jilid dari tingkatan sederhana, secara bertahap sampai pada tingkatan sempurna. Prinsip-prinsip dasar metode Iqra' terdiri dari lima tingkatan pengenalan yaitu 1 Tariqat Asshautiyah penguasaan atau pengenalan bunyi. 2 Tariqat Adtadrij pengenalan dari yang mudah pada yang sulit. 3 Tariqat Biriyadhotil Athfal pengenalan melalui latihan-latihan dimana lebih menekankan pada anak didik untuk aktif. 4 Attawassuk Fi Maqosid La Fil Alat adalah pengajaran yang berorientsi pada tujuan bukan pada alat yang dipergunakan untuk menacapi tujuan itu. Yakni anak bisa membaca Al-qur'an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah kaidah tajwid yang ada. 5 Tariqot Bimuraat Al Isti'dadi Wattabik adalah pengajaran yang harus memperhatikan kesiapan, kematangan, potensi dan watak anak didikSedangkan sifat metode Iqra' adalah bacaan lansung tanpa di eja, artinya tidak diperkenalkan nama-nama huruf hijaiyah. Dengan cara belajar siswa aktif CBSA dan lebih bersifat individual. Tujuan dari pengajaran Iqra' adalah untuk menyiapkan anak didik menjadi generasi yang qur'ani yaitu generasi yang mencintai Al-Qur'an, komitmen dengan Al-Qur'an dan menjadikannya sebagai bacaan dan pandangan hidup sehari-hari. Sedangkan target operasionalnya adalah sebagai berikut a Dapat membaca dengan benar, sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid. b Melakukan sholat dengan baik dan terbiasa hidup dalam suasana yang islami. c hafal beberapa surat-surat pendek, ayat-ayat pilihan dan doa sehari-hari dapat menulis huruf Al-Qur’anc. Metode Qiroati. Metode ini disusun oleh H. Ahmad Dahlan Salim Zarkasyi, semarang. Terbitan pertama pada tanggal 1 Juli 1986 sebanyak 8 jilid. Setelah dilakukan revisi dan ditambah materi yang cocok. Metode qiro’ati adalah suatu metode membaca Al-Qur'an yang langsung memasukkan dan mempraktekkan bacaan tartil sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Dalam pengajarannya metode Budiyanto, Prinsip-Prinsip Metodologi Buku Iqra’ Balai Penelitian Dan Pengembagan Sistem Pengajaran Baca Tulis Al-Qur’an LPTQ Nasional Yogyakarta Team Tadarrus,1995, 15 Human, As’ad, dkk, Pedoman Pengelolaan Pengembangan Dan Pembinaan Membaca Dan Menulis Al-Qur’an Yogyakarta LPTQ Nasional,1991,14 Urgensi Pembelajaran Al-Qur'an Bagi Siswa Madrasah Ibtidaiyah Jurnal Auladuna 43 qiroati, guru tidak perlu memberi tuntunan membaca, namun langsung saja dengan bacaan pendek. Adapun tujuan pembelajaran qiro’ati ini adalah sebagai berikut 1 Menjaga kesucian dan kemurnian Al-Qur’an dari segi bacaan yang sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. 2 Menyebarluaskan ilmu membaca Al-Qur’an. 3 Memberi peringatan kembali kepada guru ngaji dalam mengajar Al qur’an 4 Meningkatkan kualitas pendidikan Al-Qur’an. Sedangkan target operasionalnya adalah sebagai berikut 1 Dapat membaca Al-Qur’an dengan tartil meliputi a Makhroj dan sifat huruf sebaik mungkin. b Mampu membaca Al-Qur’an dengan tajwid dan gharib dalam praktek 2 Mengerti sholat, dalam arti bacaan dalam praktek sholat. 3 Hafal beberapa hadist dan surat pendek. 4 Hafal beberapa do’a. 5 Dapat menulis huruf Arab. Adapun prinsip pembelajarannya di bagi dua yaitu yang dipegang oleh guru dan yang dipegang oleh siswa-siswi. Prinsip yang dipengang guru adalah Ti-Wa-Gas Teliti, Waspada, dan Tegas. 1 Teliti adalah dalam menyampaikan semua materi pelajaran. 2 Waspada adalah terhadap bacaan siswa-siswi yakni, bisa mengkoodinasikan antara mata, telinga, lisan dan hati. 3 Tegas adalah disiplin dan bijaksana terhadap kemampuan siswa-siswi. Sedangkan yang dipegang siswa-siswi adalah menggunakan sistem cara belajar siswa aktif CBSA dan lancar, cepat, tepat, dan benar LCTB .Dalam metode ini dikenal beberapa bentuk dalam pelaksanaannya, yaitu 1 Sorogan, individual atau privat. 2 Siswa-siswi bergiliran satu persatu untuk mendapatkan pelajaran membaca dari Guru. berdasarkan kemampuan siswa yang ada yang 2,3 atau 4 halaman. 3 Klasikal- individual Sebagian waktu dipergunakan untuk menerangkan pokok pelajaran, sekedar satu atau dua halaman dan seterusnya. Sedangkan membacanya sangat ditekankan, kemudian di nilai prestasinya pada lembar data. Achrom, Nur Shodiq, pendidikan dan pengajajaran. Jakarta Bumi Aksara,1996, 12 Fathor Rosi Faisal Faliyandra 44 Jurnal Auladuna 4 Klasikal baca simak. Dalam bentuk ini guru menerangkan bentuk pelajaran klasikal kemudian siswa di tes satu persatu dan di simak oleh semua siswa, kemudian dilanjutkan pelajaran berikutnya dengan cara yang sama sampai pelajaran selesai. Untuk sorogan dapat diterapkan pada kelas yang terdiri dari jilid untuk satu kelas. Sedangkan klasikal-individual dan klasikal baca simak hanya bisa diterapkan untuk kelas yang hanya terdiri dari satu jilid saja. 3. Pentingnya Pembelajaran Al-Qur'an Bagi Anak Diketahui bahwa kemampuan membaca Al-Qur'an secara fasih benar adalah bagian terpenting dalam pendidikan Islam. Karena itu, maju mundurnya kemampuan anak-anak dari keluarga muslim dalam membaca Al-Qur'an dapat dijadikan sebagai salahsatu ukuran untuk menilai kondisi dunia pendidikan Islam serta kesadaran masyarakat dalam mempelajari dan mengamalkan ajaran IslamMasa anak-anak adalah masa dimana anak masih tergantung pada keadaan dimana anak tinggal. Pada masa ini anak harus menunjukkan kepada dunia luar tentang bakat dan kemampuan yang ada pada dirinya. Dan dia harus belajar mengoptimalkan segala potensi yang ada pada dirinya. Agar semua potensi dapat tersalurkan dengan baik, maka perlu suatu lingkungan yang positif, karena hal-hal baik positif maupun negatif sangat berpengaruh pada anak tersebut. Pada masa ini banyak anak-anak yang mengalami kesukaran dan menyebabkan kesehatannya terganggu, dan kadang melakukan tindakan yang bermacam-macam. apabila problem dan kesukaran yang dihadapi anak tidak selesai dan masih membuat gelisah sampai dewasa, maka usia dewasa akan mengalami kegelisahan dan kecemasan sampai dewasa adalah bagian dari keluarga, keluarga merupakan pengaruh sosialisasi yang penting, tidak hanya lebih banyak kontak dengan anggota keluarga dari pada dengan orang lain, tetapi hubungan itu lebih erat, hubungan keluarga ini pengaruhnya lebih besar dari pada pengaruh sosial lainnyaAdapun hadist yang memerintahkan untuk memepelajari dan mengajarkan Al-Qur'an antara lain Zakiyah, Derajat, Ilmu Pendidikan Islam Jakarta Bumi Aksara,1996 , 134 Zakiyah, Derajat, Kesehatan metal Jakarta Gunung agung,1990, 102 Hurlouck dan elizabetr, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Jakarta PT Erlangga,2002 , 130 Urgensi Pembelajaran Al-Qur'an Bagi Siswa Madrasah Ibtidaiyah Jurnal Auladuna 45 Artinya " Abu Ummah ra, berkata saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda bacalah Al-Qur'an karena ia akan datang pada hari raya qiyamat sebagai pembela pada orang yang mempelajari dan mentaatinya".HR. Muslim. Menyadari akan pentingnya Al-Qur'an sebagai pedoman hidup, maka perlu dibaca, dipelajari dalam keluarga. Tanggung jawab orang tua ada dua, artinya tanggung jawab yang diterima secara kodrati, karena merekalah yang melahirkan dalam keadaan kekurangan dan ketergantungan dalam segala hal. Maka apabila orang tua tidak melaksanakan tanggung jawabnya, pastilah anak itu tidak akan bisa hidup. Sedangkan tanggung jawab keagamaan artinya berdasarkan agama, menurut Islam, tanggung jawab ini bermula dari proses pembuatan spserma dan ovum. Dan setelah lahir, datanglah tanggung jawab orang tua dalam segala hal termasuk tanggung jawab orang tua untuk mengajarkan Al-Qur'an pada anak-anaknyaDalam Surat Al-Ankabut 45 perintah untuk membaca Al-Qur'an. . Artinya "Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu yaitu Al-Kitab Al-Qur'an dan dirikannlah sholat” QS. Al-Ankabut 147 Agama Islam memerintahkan kepada ummatnya untuk mengajarkan dan mempelajari kitab suci Al-Qur'an yang paling banyak, karena Al-Qur'an adalah sumber dari segala ajaran islam yang mencakup segala aspek kehidupan manusia, dan Al-Qur'an juga memberikan rahmat dan hidayah bagi ummat manusia didunia. Oleh karena itu peran orang tua sangat penting dalam menentukan perkembangan pendidikan anak terutama dalam bidang keagamaan. Kewajiban untuk mengajarkan Al-Qur'an terletak pada pundak setiap manusia yang mengaku beriman kepada Al-Qur'an karena tidak penting bagi seorang muslim tidak bisa membaca, mempelajari dan mengajarkannya. Selain mempelajari Al-qur'an yang tidak kalah pentingnya adalah mengajarkannya, jadi selain belajar dan mengajarkannya merupakan dua tugas mulia yang dibebankan kapada umat islam yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Sehubungan dengan pembelajaran Al-Qur'an bagi anak, maka belajar Al-Qur'an pada tingkat ini merupakan tingkat mempelajari Al-Qur'an tentang membaca hingga fasih dan lancar, sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Karena kemampuan membaca Al-Qur'an merupakan kemampuan yang utama dan pertama yang harus dimiliki oleh anak. Sebagainama firman Allah dalam surat Al-Qiyamah ayat 16-17 . Syahminan, Zaini, Wawasan Al-Qur’an tentang Pembangunan Manusia Seutuhnya Surabaya Kalam Mulia,1986 , 147 Fathor Rosi Faisal Faliyandra 46 Jurnal Auladuna Artinya "Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk membaca Al-Qur'an dengan cepat-cepat atau menguasainya. Sesungguhnya tanggungan kamilah mengumpulkannya didadamu dan membuat pandai membacanya." QS. Al-Qiyamah 16-17 Bila kita mengamati gejala yang terjadi didunia barat kita dapat melihat bagaimana kecenderungan anak-anak untuk tidak beradab, mendurhakai orang tua, cepat marah dan sangat emosional serta agresif, keseluruhan itu merupakan akibat dari orang tua yang memberikan kebebasan berlebihan dan memanjakan anak-anak terutama tanda tersebut daiatas merupakan bukti gagalnya usaha-usaha pendidikan barat yang begitu modern untuk menyelamatkan anak-anak dan umat manusia dari kedholiman dan kegelapanOleh karena itu, diperlukan bimbingan yang bijaksana baik dari orang tua maupun dari para pendidik, agar ketika dewasa nanti anak tidak merasa canggung dan ketakutan melalui pengalaman baru dalam hidupnya. Pentingnya Guruan keagamaan pada anak tidak lain adalah sebagai usaha yang bersifat preventative yaitu usaha atau upaya terhadap pemecahan kenakalan anak dengan mengadakan Guruan terhadap mereka agar tecipta ketentraman batin dn mempunyai pegangan atau pedoman dalam hidupnya, selain itu juag sebgai uasaha kuratif perbaikan terhadap perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada. a. Pembelajaran tersebut harus dimulai dari keluarga melalui pendidikan antara lain 1 Memberikan contoh atau teladan yang baik. 2 Membiasakan mereka dengan syair-syair agama. 3 Meyiapkan kondisi rumah yang agamis. 4 Memberikan bimbingan bacaan-bacaan agama yang berguna. 5 Membisakan mereka turut serta dalam kegiatan agama. 6 Menanamkan kecintaan terhadap mereka senang membaca Al-Qur'anKetika keluarga telah menunaikan hal-hal tersebut, maka orang tua telah menjalani petunjuk Al-Qur'an, sunnah dan peninggalan salafu sholihin, yang semuanya mengajak untuk melaksanakan pendidikan iman dan aqidah yang benar. Maka dari itu menentukan metode itu sangat penting dalam mendidik anak didik. Karena berhasil tidak suatu pembelajaran itu tergantung pada metode yang digunakan oleh pendidik. Sebagaimana yang diharapkan dari pembelajaran tersebut antara lain 1 Anak dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar berdasarkan kaidah-kaidah ilmu tajwid. Abdurahman , An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat Bandung CV. Diponogoro,1992, 193 Langgulung, Teori kesehatan mental Selangor Pustaka Huda, 1983 ,372 Urgensi Pembelajaran Al-Qur'an Bagi Siswa Madrasah Ibtidaiyah Jurnal Auladuna 47 2 Anak dapat menulis Al-Qur’an dengan baik dan benar. 3 Anak dapat menghafal surat-surat pendek dan do’a-do’a yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. 4 Anak dapat melakukan sholat dengan baik serta terbiasa hidup dalam suasana Islami. Dengan demikian usaha preventatif dan kuratif harus dilaksanakan dirumah, sekolah dan masyarakat. Guruan tersebut harus berjalan terpadu dan kontinyu, seiring sejalan serta bersifat saling melengkapi baik itu pendidikan agama dan penciptaan suasana yang sesuai dengan nilai-nilai agama adalah merupakan alat yang ampuh untuk membentengi anak jatuh kejurang kenakalan yang membahayakan. 4. Pengembangan Metode Pembelajaran Al-Qur’an Dalam Rangka Peningkatan Perkembangan Keagamaan Anak Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan anak didik. Dalam definisi ini terkandung makna bahwa dalam pembelajaran tersebut ada kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode atau strategi yang optimal untuk mengapai hasil pembelajaran yang diinginkan dalam kondisi tertentu. Sedangkan metode atau strategi pembelajaran adalah cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil yang berbeda dibawah kondisi pembelajaran yang berbeda pula. Berkaitan dengan pembelajaran al-Qur’an, maka setiap pembelajaran pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai sebagaimana di dalam buku petunjuk teknis dan pedoman Guruan baca tulis Al-Qur’an dinyatakan bahwa tujuan pebelajaran atau pendidikan baca tulis Al-Qur’an adalah menyiapkan genarasi yang mencintai Al-Qur’an, menjadikan al-Qur’an sebagai bacaan dan sabagai pandangan hidup dalam kehidupan sehari-hari. Dari tujuan tersebut target operasionalnya antara lain a. Untuk kelas I-II anak diharapkan dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar serta hafal beberapa surat pendek dan doa sehari-hari. b. kelas III-IV anak diharapkan menghatamkan Al-Qur’an 30 juz, mampu memperaktekkan lagu-lagu dasar qiro’ati dan mampu menjadikan dirinya sebagai tauladan bagi teman-teman sebayanya atau segenerasinya. c. Dan untuk kelas V-VI sudah mampu dan punya keinginan menghafal juz 30. Dari target tersebut pendidikan baca tulis Al Qur’an banyak berorientasi pada Guruan kognitif dan psikomotorik saja, sedangkan Guruan afektif atau sikap, cita rasa beragama belum Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam Surabaya Pusat Studi Agama, Politik Dan Masyarakat PSAPM,2003,82 Muhaimin. Arah Baru Pengembangan Kurikulum; Hingga Redefinisi Islamisasi Pengetahuan Bandung Penerbit Nuansa,2003, 121 Fathor Rosi Faisal Faliyandra 48 Jurnal Auladuna banyak ditonjolkan. Berdasarkan hal tersebut, maka metode pembelajaran Al-Qur’an harus dikembangkan sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman terutama pembelajaran Al-Qur’an pada pendidikan dasar. Untuk aspek kognitif dan psikomotorik digunakan metode yang sudah canggih yaitu metode Iqra’ dan metode Qira’ati. Akan tetapi kedua metode tersebut dapat dikembangkan baik aspek kognitif, afektif dan psikomorik siswa MI. 1 Metode Iqra’ Yang dimaksud adalah suatu metode membaca Al-Qur’an yang lebih menekankan langsung pada latihan membaca. Sifat dari metode ini adalah bacaan langsung tanpa di eja artinya tidak diperkenalkan terlebih dahulu nama-nama huruf hijaiyah. Dengan dengan belajar siswa aktif CBSA dan lebih bersifat individualBertolak dari pemahaman tersebut metode iqra’ masih mencakup pada dua aspek yaitu aspek psikomorik dan kognitif saja. Agar semua aspek tercapai, maka perlu adanya variasi dalam penggunaan metode. Untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan pada anak tingkat dasar yakni melalui pembelajaran Al-Qur’an. Dalam pendidikan agama islam perlu beberapa metode-metode pendekatan yang tidak dapat disamakan dengan metode pendidikan pada umumnya. Beberapa metode tersebut adalah a Metode pendekatan pendidikan dengan keteladanan. Keteladanan dalam pendidikan adalah metode influentif yang paling meyakinkan keberhasilannya dalam mempersiapkan dan membentuk anak dalam moral spiritual dan sosial. Hal ini adalah karena pendidik adalah sebagai contoh terbaik dalam pandangan anak yang akan ditirunya dalam tondak tanduknya. Allah SWT telah mengajarkan dan dia adalah peletak metode samawi yang tiada taranya bahwa rasul yang diutus untuk menyesuaikan risalah samawi kepada ummat. Rasulullah adalah seorang yang mempunyai sifat-sifat luhur, baik spiritual moral maupun intelektual. oleh karena itu Allah Mengutus sebagai teladan bagi umat muslim. Seperti surat Al-Ahzab ayat 21 yaitu Artinya sesungguhnya para rasul Allah Muhammad adalah panutan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharapkan pahala Allah dan hari kemudian, serta ia banyak mengingat Allah. b Metode pendekatan dengan pendidikan kebiasaan atau pembiasaan. Budiyanto, Prinsip-Prinsip Metodologi Buku Iqra’ Balai Penelitian Dan Pengembagan Sistem Pengajaran Baca Tulis Al-Qur’an LPTQ Nasional Yogyakarta Team Tadarrus,1995 , 20 Urgensi Pembelajaran Al-Qur'an Bagi Siswa Madrasah Ibtidaiyah Jurnal Auladuna 49 Yang dimaksud dengan pembiasaan adalah upaya praktis dalam Guruan dan persiapan. Karena kecenderungan dan naluri anak-anak dalam pembiasaan ini sangat besar dibanding usia lain. Maka para pendidik perlu memperhatikan pada anak tentang upaya pembiasaan ini sebagaimana dikemukakan oleh Jalaluddin bahwa “Sikap dan keteladanan guru sebagai pergaulan pendidik serta pergaulan antar teman disekolah dinilai lebih berperan dalam menanamkan kebiasaan baik merupakan bagian dari pemebntukan moral yang erat kaitannya dengan perkembangan keagamaan seseorangMaka dari itu pembiasaan ini banyak hendaknya dilakukan secara kontinyu dalam arti melatih dengan tidak jemu-jemunya. Pembiasaan yang perlu ditanamkan melalui proses pendidikan adalah kebiasaan yang bersifat otomatis dan kebiasaan yang dilakukan atar dasar pengertian dan kesadaran akanm manfaat atau tujuannya c Metode pendekatan pendidikan dengan nasehat dan cerita. Nasehat dan cerita dalah cara mendidik yang mengandalkan bahasa, baik lisan maupun tertulis dalam mewujudkan interaksi antara pendidik dengan anak didik subyek didik cara ini banyak ditemui dalam Al-Qur’an, karena dengan nasehat dan cerita pada dasarnya bersifat penyampaian pesan dari sumbernya kepada pihak yang memerlukan. Demikian banyak cerita yang mengandung nasehat, pelajaran dan petunjuj yang sungguh-sungguh efektif untuk dipergunakan dalam interaksi pendidikan. Cerita dan nasehat itu jika disampaikan secara baik akan besar pengaruhnya pada perkembangan psikologis anak. Metode ini dapat membukakan mata anak-anak pada hakekatnya sesuatu yang mendoronya menuju situasi luhur dan menghiasinya dengan ajhlak yang mulia dan prinsip islam. Al-Qur’an juga menggunakan kalimat-kalimat yang menyentuh hati untuk mengarahkan manusia kepada ide-ide yang dikehendakinyad Metode pendekatan dengan pemeliharaan. Yang dimaksud pemeliharaan adalah mencurahkan, memperhatikan dan senantiasa mengikuti perkembangan anak terhadap pendidikan yang telah diterimanya. Perhatian dengan menyediakan waktu yang cukup untuk bergaul dengan anak-anaknya. Kasih sayang yang diberikan secara tulus, sehingga menampilakan kerelaan dalam memelihara dan melindungi anak subyek dengan pendidik. Kewibawaan diartikan dengan rasa hormat dan segan yang menimbulkan kepatuhan. Cara pemeliharaan ini dapat dilakukan dengan cara targhib dan tarhib. Targhir adalah dengan janji terhadap kesengan, kenikmatan akhirat di sertai dengan bujukan. Tarhib adalah ancaman Jalaluddin, Psikologi Agama Jakarta PT. Raja Grafindo Persada,2002, 44 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam Jakarta Kalam Abditama,2002, 171 Shihab, Quraisy, Membumikan Al-Qur’an Bandung Mizan,1994 , 176 Fathor Rosi Faisal Faliyandra 50 Jurnal Auladuna karena dosa yang dilakukan. Metode ini didasarkan atas fitrah sifat keadaan manusia, yaitu sifat keinginan kepada kesenangan,keselamatan dan tidak mengiginkan kepedihan dan kesengsaraan2 Metode Qira’ati Yang dimaksud adalah suatu metode membaca Al-Qur’an yang langsung memasukkan dan memperaktekkan bacaan tartil sesuai sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid. Sistem pelaksanaannya adalah sistem belajar siswa aktis CBSA dan lancar, cepat, tepat, dan benar LCTB. Dalam menanamkan nilai-nilai agama melalui pembelajaran Al-Qur’an tidak beda jauh dengan metode Iqra’ begitu juga cara penyampainannya. Yaitu dengan beberapa metode yang di pakai dalam pendidikan agama pada umummya, mengingat karakter dan kemampuan yang sangat minim antara lain ketauladanan, indotrinasi, tarnsinternalisasi dan lain-lain. Berdasarkan pemahaman karakteristik keagamaan anak dan kendala-kendala tersebut, maka pembelajaran atau pendidikan nilai sikap dan cita rasa keagamaan dalam pembelajaran Al-Qur’an adalah melalui strategi ketaladanan dan transinternalisasi karena ajaran agama yang diberikan kepada anak bukan sekedar pengajaran dan pemeberian pengertian yang muluk-muluk, karena keterbatasan pengalaman, kemampuan atau kesanggupan anak dalam perbendaharaan bahasa atau kata-kata, disamping anak-anak belum biasa berfikir abstrak. Sesuai dengan karakterstiknya, maka pendidikan keagamaan pada anak lebih bersifat teladan atau peragaan hidup secara riil, karena anak belajar dengan cara melihat, mendengar, dan meniru-niru, meyesuaikan dan mengintegrasikan dalam suatu pendidik yang diikuti dengan latihan-latihan keagamaan dan pembasaan oleh anak-anak akanlebih meresap. Dalam pemberian keteladanan tersebut dapat bersifat langsung dan tidak langsung. Yang bersifat langsung misalnya pendidik memberikan contoh bagaimana sikap membaca Al-Qur’an yang baik, sikap sholat yang baik, sikap memberi perindungan aman, sebelum dan sesudah keluar atau masuk sekolah mengucapkan salam, doa dan seterusnya. Yang bersifat tidak langsung misalnya tampilan fisik dan pribadi pendidik dan tenaga lainnya yaitu dengan suasana agamis, disiplin, menyambut anak-anak dengan dengan lagu-lagu islami. Sedangkan strategi transinternalisaisi dapat diterapkan melalui beberapa tahap antara lan a Transformasi nilai, pendidik menginformasikan nilai-nilai yang baik dan kurang baik kepada anak melalui komunikasi verbal. Tafsir, Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam Bandung PT Remaja Rosda Karya,2002 , 46 Achrom, Nur , Shodiq, pendidikan dan pengajaran Al-Qur’an Sistim Qoidah Qiro’aty Pondok pesantren Salafiyah Shirotul Fuqoha’ II Ngembul Kalipare, 1996 , 18 Urgensi Pembelajaran Al-Qur'an Bagi Siswa Madrasah Ibtidaiyah Jurnal Auladuna 51 b Transaksi nilai, suatu tahap pendidikan nilai dengan jalan melakukan komunikasi dua arah yakni tmbal balik antara pendidik dan anak didik. c Transinternalisasi, pendidik dihadapan anak bukan lagi sosok fisik melainkan sikap mentalnya kepribadiannya. Dari beberapa strategi atau metode tersebut tidak akan berjalan dengan baik kalau tidak didukung dengan sarana dan prasarana, oleh karena itu agar tujuan yang diharapkan tercapai maka keduanya harus saling mendukung PENUTUP Sebagaimana pembahasan tentang pentingnya pembelajaran Al qur’an bagi siswa madrasah ibtidaiyah MI maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; 1 Penerapan metode pembelajaran Al-Qur'an pada siswa MI yang paling relevan yakni menggunakan metode Iqro’, Qiro'ati dan Taqriran, pembiasaan, ketauladanan, latihan, hafalan, dan pemberian tugas, serta bermain, cerita dan menyanyi BCM. Kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik, seperti dalam hal baca tulis Al-qur'an, akan tetapi perlu ditingkatkan dengan pemahaman dan implementasi nilai-nilai agama, sesuai dengan tujuan yang diharapkan serta tuntutan maupun perkembangan zaman. sehingga melalui metode tersebut maka lulusan siswa-siswi akan lebih berprestasi dalam bidang formal dan non formal terutama membaca dan menulis Al-qur'an serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari; 2 Dibutuhkan kerjasama semua pihak khususnya langkah-langkah yang dilakukan para guru menerapkan metode pembelaran al qur’an dalam meningkatkan perkembangan keagamaan anak diantaranya yang dapat dilakukan antara lain, a bagi guru untuk meningkatkan kualitas guru, b untuk dapat kordinasi dan evaluasi dengan para guru maupun dengan wali Murid, c bagi siswa-siswi, untuk mengikut sertakan siswa-siswi dalam kegiatan-kegiatan keagamaan, membimbing anak dengan bacaan-bacaan Islami, menanamkan kebiasaan-kebiasaan beribadah, mengadakan kegiatan ekstra, seperti Qiro'ah, kaligrafi, dan PHBI, dan memberikan contoh yang baik bagi siswa dan Penambahan jam pelajaran; 3 Faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pembelajaran Al qur’an, a faktor pendukung sarana dan prasarana yang memadai, kerjasama dan kebersamaan antar guru, antusias siswa-siswi dengan suasana yang agamis, dan kegiatan-kegiatan ekstra keagamaan serta praktiknya, b faktor penghambat yaitu kurang perhatian dan kerjasama dari sebagian wali murid dan keterbatasan waktu dan penggunaan HP android. DAFTAR PUSTAKA Achrom, Nur Shodiq, 1996, pendidikan dan pengajajaran. Jakarta . Bumi Aksara. Fathor Rosi Faisal Faliyandra 52 Jurnal Auladuna __________________ ,1996, pendidikan dan pengajaran Al-Qur’an Sistim Qoidah Qiro’aty Pondok pesantren Salafiyah Shirotul Fuqoha’ II Ngembul Kalipare. Ahmad Syrifuddin, 2004, Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai Al – Qur’an. Jakarta. GemaInsani. An-Nahlawi, Abdurahman, 1992 Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat ,Bandung . CV. Diponogoro. Arikunto, Suharsimi, 2006, prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, jakarta. rineka cipta. ________ 2002. Menejemen Penelitian . Jakarta . Rineka Putra. Budiyanto. 1995. Prinsip-Prinsip Metodologi Buku Iqra’ Balai Penelitian Dan Pengembagan Sistem Pengajaran Baca Tulis Al-Qur’an LPTQ Nasional .Yogyakarta . Team Tadarrus. Derajat, Zakiyah. 1996. Ilmu pendidikan islam . Jakarta . Bumi Aksara. Ghafar, Irfan, Abdul, dan Jamil, Muhammad. 2003. Reformulasi Racangan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam . Jakarta. Nur Insani. Hadi, Sutrisno ,1989. metodologi research jilid I & II . yogyakarta . Aordi. Hasanuddin. 1993. Moral dan Kognisi Islam . Bandung . Cv. Alfabeta. Huberman. 1992. analisis data kualitatif . jakarta . universitas jakarta press. Human, As’ad, dkk. 1991. Pedoman Pengelolaan Pengembangan Dan Pembinaan Membaca Dan Menulis Al-Qur’an. Yogyakarta . LPTQ Nasional. Hurlouck dan elizabetr. 2002. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan . Jakarta . PT Erlangga. Jalaluddin. 2002. Psikologi Agama . Jakarta . PT. Raja Grafindo Persada. Langgulung. 1983. Teori kesehatan mental . Selangor . Pustaka Huda. M. Arifin. 1976. Ramayulis ilmu pendidikan islam . jakarta . kalam abditama. Mahfudh Shalahuddin. 1990. Pengantar psikologi pendidikan. surabaya. bina ilmu. Maleong J, Lexy. 2002. Penelitian metode kualitatif . Bandung . PT Remaja Rosda Karya. Muhaimin. 1996. Strategi Belajar Mengajar . surabaya . media. ________. 2003. Strategi belajar mengajar . Surabaya CV. Citra Media Karya Anak Bangsa. ________ 2003. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam . Surabaya . Pusat Studi Agama, Politik Dan Masyarakat PSAPM. ________ 2003. Arah Baru Pengembangan Kurikulum; Hingga Redefinisi Islamisasi Pengetahuan . Bandung . Penerbit Nuansa. Ramayuli. 2002. Ilmu Pendidikan Islam . Jakarta . Kalam Abditama. Shihab, Quraisy. 1994. Membumikan Al-Qur’an . Bandung . Mizan. Urgensi Pembelajaran Al-Qur'an Bagi Siswa Madrasah Ibtidaiyah Jurnal Auladuna 53 Slameto. 1999. Proses Belajar Mengejar . Jakarta . Bumi Aksara. Surakhmad. 1994. teknik analisis deskriptif . Surabaya . Karya. Syarifuddin, Ahmad. 2004. Mendidik Anaka Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-Qur’an. Jakarta. Gema Insani. Tafsir, Ahmad. 2002. Metodologi Pengajaran Agama Islam . Bandung . PT Remaja Rosda Karya. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia . Jakarta Balai Pustaka. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. 2003. Surabaya . Pusat Studi Agama, Politik Dan Masyarakat PSAPM. Zaini, Syahminan. 1986. Wawasan Al-Qur’an tentang Pembangunan Manusia Seutuhnya . Surabaya . Kalam Mulia. _______. 1999. kewajibanorang beriman terhadap al quran . surabaya . al ikhlas. Zuhairini. 1993. metode khusus pendidikan agama . surabaya . usaha nasional. ... Maka sebuah kewajiban bagi muslim untuk belajar serta mengimplementasikan berbagai hukum Al-Qur'an di dalam kehidupannya Aprida, 2022. Namun fenomena saat ini, banyak anak yang mulai tidak tertarik dengan Al-Qur'an Rosi & Faliyandra, 2019. Salah satu sebabnya ialah, banyak hiburan yang sengaja diberikan mulai dari film, musik, dan permainan modern yang telah menjadi sebuah kewajaran atau hal biasa. ...... Fenomena lunturnya ketertarikan anak terhadap pembelajaran Al-Qur'an juga menyebabkan literasi, kemampuan, dan pemahaman terhadap Al-Qur'an semakin naik Rosi & Faliyandra, 2019. Menurut data dari PTIQ Perguruan Tinggi Ilmu Qur'an Jakarta, Indonesia dengan jumlah umat muslim terbesar di dunia mengalami buta aksara Al-Qur'an sebesar 65% pada tahun 2017 Fajriah & Novira, 2021. ...Ahmada May Enggar RistaSri WahyuniIca PurnamasariThe development of the VUCA Era Volatility, Uncertainty, Complexity, and Ambiguity causes rapid changes with factors that are difficult to control causing the phenomenon of declining literacy due to technological shifts. One of them is the phenomenon of the fading of interest and love for learning the Qur'an experienced by various age groups, ranging from children, adolescents and adults. Parents have difficulty in teaching the Qur'an to children in a fun way. This study aims to grow the ability of parents, enrich teaching methods, and provide practical steps that parents can follow in educating their children to love the Qur'an through Hands On Learning-based learning. The method used in this research is a 4D development model Define, design, develop, disseminate. Member of the parent forum at PT. Pendidik Muda Indonesia consist of ten members who have early childhood. Quantitative data were obtained from the results of the feasibility test as well as the readability of the material and design. Qualitative data were obtained from the analysis of descriptive questionnaire questions for parents' needs for learning the Qur'an for early childhood. The results of this development research obtained 1 a guide book for parents in learning the Qur'an for early childhood based on hands on learning, 2 the feasibility of the product developed based on the results of the research and the assessment of the validator in the very feasible category. Abstrak Berkembangnya Era VUCA Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity menyebabkan perubahan cepat dengan faktor-faktor yang sulit dikontrol menyebabkan fenomena menurunnya literasi akibat pergeseran teknologi. Salah satunya ialah fenomena lunturnya ketertarikan dan kecintaan terhadap pembelajaran Al-Qur’an yang dialami oleh berbagai kalangan usia, mulai dari anak-anak, remaja maupun dewasa. Orang Tua mengalami kesulitan dalam mengajarkan Al-Qur’an kepada anak dengan cara yang menyenangkan. Penelitian ini bertujuan untuk menumbuhkan kemampuan orang tua, memperkaya metode mengajar, serta memberikan langkah praktis yang dapat diikuti Orang tua dalam mendidik anaknya agar mencintai Al-Qur’an melalui pembelajaran berbasis Hands On Learning. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah model pengembangan 4D Define, design, develop, disseminate. Anggota forum orang tua di PT. Pendidik Muda Indonesia terdiri dari sepuluh anggota yang memiliki anak usia dini. Data kuantitatif diperoleh dari hasil uji kelayakan serta keterbacaan materi dan desain. Data kualitatif diperoleh dari analisis pertanyaan deskriptif angket kebutuhan orang tua terhadap pembelajaran Al-Qur’an untuk anak usia dini. Hasil penelitian pengembangan ini diperoleh 1 buku panduan untuk orang tua dalam pembelajaran Al-Qur’an untuk anak usia dini berbasis hands on learning, 2 kelayakan produk yang dikembangkan berdasarkan hasil penelitian serta penilaian validator dalam kategori sangat dan pengajaran Al-Qur'an Sistim Qoidah Qiro'aty Pondok pesantren Salafiyah Shirotul Fuqoha__________________,1996, pendidikan dan pengajaran Al-Qur'an Sistim Qoidah Qiro'aty Pondok pesantren Salafiyah Shirotul Fuqoha' II Ngembul Kalipare.Ahmad SyrifuddinAhmad Syrifuddin, 2004, Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai Al -Qur'an. Jakarta. Islam di RumahAbdurahman An-NahlawiAn-Nahlawi, Abdurahman, 1992 Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat,Bandung. CV. penelitian suatu pendekatan praktik, jakarta. rineka cipta. ________ 2002. Menejemen PenelitianSuharsimi ArikuntoArikunto, Suharsimi, 2006, prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, jakarta. rineka cipta. ________ 2002. Menejemen Penelitian. Jakarta. Rineka DerajatDerajat, Zakiyah. 1996. Ilmu pendidikan islam. Jakarta. Bumi Racangan Pembelajaran Pendidikan Agama IslamGhafarAbdul IrfanMuhammad JamilGhafar, Irfan, Abdul, dan Jamil, Muhammad. 2003. Reformulasi Racangan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta. Nur research jilid I & II . yogyakarta . AordiSutrisno HadiHadi, Sutrisno,1989. metodologi research jilid I & II. yogyakarta. 1993. Moral dan Kognisi Islam. Bandung. Cv. data kualitatif . jakarta . universitas jakarta pressHubermanHuberman. 1992. analisis data kualitatif. jakarta. universitas jakarta Pengelolaan Pengembangan Dan Pembinaan Membaca Dan Menulis Al-Qur'anHumanHuman, As'ad, dkk. 1991. Pedoman Pengelolaan Pengembangan Dan Pembinaan Membaca Dan Menulis Al-Qur'an. Yogyakarta. LPTQ Nasional. VICT5N.